Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Keterbatasan kekuatan fisik menyebabkan Timnas Vietnam kurang bermain menekan saat menghadapi China dan Uzbekistan.
Ini menjadi poin vital yang akan membuat tim besutan Philippe Troussier kesulitan menghadapi Korea Selatan, Selasa (17/10/2023) malam WIB.
Ditegaskan Troussier, untuk memperebutkan tiket ke putaran final Piala Dunia 2026, Timnas Vietnam harus mencapai 8 besar Asia.
Hal inilah yang menjadi salah satu alasan Timnas Vietnam memilih 3 lawan tangguh untuk laga perahabatan Oktober 2023.
Mereka menghadapi China, Uzbekistan, dan Korea Selatan dalam pertandingan persahabatan bulan ini, dua di antaranya (vs China dan Korea) merupakan laga resmi FIFA Matchday Oktober 2023.
Dari tiga lawan Vietnam di atas, Korea Selatan adalah lawan terkuat.
Timnas Korea Selatan saat ini berada di peringkat 26 dunia atau urutan ketiga di Asia, tepat di belakang Jepang dan Iran.
Baca Juga: FIFA Matchday - Di Luar Dugaan, Timnas Vietnam Dapat Kabar Bagus Jelang Hadapi Korea Selatan
Sebelum bertemu tim asuhan Jurgen Klinsmann, Vietnam kalah mudah dari China dan Uzbekistan dengan skor identik 0-2, perbedaan kualifikasi terlihat cukup jelas.
Pada laga melawan China, Vietnam setidaknya masih menciptakan posisi bagus dengan penguasaan bola yang dominan dan banyak peluang mencetak gol.
Namun, pada laga berikutnya melawan Uzbekistan, tim asuhan Troussier malah memiliki catatan statistik menyedihkan yaitu tak mampu melepaskan tembakan ke gawang lawan.
Bahkan pada pertandingan tersebut, Troussier banyak melakukan rotasi pemain.
Gaya kontrol permainan yang lebih disukai Troussier pada pertandingan sebelumnya melawan China tidak bisa diterapkan karena Uzbekistan menekan dengan sangat agresif.
Melihat kondisi di dua pertandingan sebelumnya, media Vietnam (Danviet.vn) seakan menggambarkan Skuad Golden Star Warriors minder dengan kekuatan Korea Selatan yang jauh lebih superior.
"Laga persahabatan melawan Korea Selatan malam ini jauh lebih sulit," tulis dalam artikel Danviet.vn.
"Mempertimbangkan semua faktor, tim Vietnam lebih rendah."
"Itu tidak bisa dipungkiri! Troussier juga mengakui bahwa tim Vietnam harus bertahan sekitar 60-70 persen saat bola bergulir."
Media Vietnam itu mengklaim bahwa gaya bermain bertahan merupakan solusi terbaik bagi Vietnam untuk menghadapi Korea Selatan.
Hal tersebut pernah ditarapkan Timnas Vietnam saat menahan imbang Jepang di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Namun dalam strategi bertahan, ada banyak cara yang bisa dilakukan.
Saat masih ditangani oleh pelatih legendaris Park Hang-seo, Timnas Vietnam bertahan dengan gaya zonal, membatasi kemampuan lawan untuk memanfaatkan kekuatan mereka.
Misalnya saat bertemu tim-tim Asia Barat yang sangat kuat dalam umpan-umpan panjang, Timnas Vietnam aktif menekan dan tidak membiarkan lawan dengan nyaman turun ke pinggir lapangan.
Cara bermain seperti ini kurang lebih efektif ketika lawan tidak mempunyai waktu dan ruang untuk menciptakan umpan silang yang diinginkan.
Namun, di bawah asuhan Troussier, Timnas Vietnam tidak memberikan tekanan terlalu kuat.
Oleh karena itu, dalam dua laga persahabatan terakhir, terlihat tim menyisakan banyak ruang untuk dimanfaatkan oleh China dan Uzbekistan.
Bahkan dalam dua laga terakhir, para suporter jelas merasakan buruknya kondisi fisik para pemainnya.
Mungkin itu masalah sementara karena Liga Vietnam saat ini masih dalam masa jeda dua musim.
Namun ketika memasuki Kualifikasi Piala Dunia 2026, masalah tersebut perlu diselesaikan.
Dalam waktu dekat, kondisi fisik yang buruk akan menyebabkan Timnas Vietnam menghadapi banyak kesulitan pada laga persahabatan malam ini.
Korea Selatan tidak hanya kuat dalam teknik, kecepatan, dan pemikiran taktis, tetapi juga sangat dihargai karena kekuatannya dalam pertarungan tangan kosong.
Jika tidak bisa menekan dan bertahan, Timnas Vietnam bisa mengalami kekalahan telak.
Hal ini bisa dibilang sebagai poin fatal yang diungkap Skuad Golden Star Warriors dalam dua laga persahabatan terakhir melawan China dan Uzbekistan.