Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Dario Conca, gelandang serang asal Argentina yang kurang dikenal publik pernah menjadi pemain dengan bayaran tertinggi ketiga di dunia sepak bola, hanya di belakang Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
Kembali ke tahun 2011, Conca bermain untuk klub Brasil Fluminense dan memainkan peran penting dalam membantu tim tersebut memenangkan kejuaraan Brasil pertama mereka sejak 1984.
Ia juga terpilih sebagai pemain terbaik di Serie A Brasil pada tahun 2009 dan 2010.
Berkat penampilannya, banyak klub di dunia yang tertarik untuk mendapatkan tanda tangannya.
Namun, gelandang tersebut memutuskan untuk tidak pindah ke Eropa, malah menandatangani kontrak dengan klub Liga Super China Guangzhou Evergrande, yang menawarinya kesepakatan menguntungkan.
Klub China itu mengeluarkan rekor sebesar 10 juta dolar AS untuk Conca, yang menandatangani kontrak dua setengah tahun dan menghasilkan 170 ribu pound seminggu, menjadi pemain dengan bayaran terbaik ketiga di dunia.
Hanya Messi dan Ronaldo yang mendapat penghasilan lebih banyak pada saat itu, yang masing-masing merupakan rival berat di Barcelona dan Real Madrid.
Saat Messi dan Ronaldo berebut trofi Liga Champions dan penghargaan Ballon d'Or, Conca tampil mengesankan di China dengan mencatatkan 99 penampilan dalam tiga musim dan mencetak 54 gol.
Baca Juga: Respons Sempurna Jose Mourinho terhadap Perdebatan Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo
Namun, terlepas dari penampilannya yang mengesankan, ia juga sering mengalami momen kontroversial.
Conca dilarang sembilan pertandingan oleh klub setelah dia mempertanyakan keputusan manajer untuk menggantikannya selama pertandingan.
"Saya tidak mengerti mengapa mereka selalu mengesampingkan saya dengan alasan saya kelelahan dan butuh istirahat," ujarnya sebagaimana dikutip SuperBall.id dari Sportbible.
"Bagaimana saya bisa mencetak penalti krusial jika saya tidak dalam kondisi prima?"
"Dan mengapa pelatih selalu meminta saya beristirahat?"
Di tengah masa hukumannya, klub menunjuk mantan manajer pemenang Piala Dunia bersama Italia, Marcello Lippi, yang kemudian mempersingkat skorsing Conca.
Selama waktunya bersama Guangzhou, ia membantu tim memenangi tiga gelar Liga Super China berturut-turut serta Liga Champions Asia.
Dia kemudian meninggalkan China untuk kembali ke Fluminense, yang menyebabkan gajinya turun drastis menjadi hanya 8 ribu pound seminggu.
Namun tidak lama kemudian Conca dibujuk kembali ke China ketika Sven Goran Eriksson mengontraknya untuk Shanghai SIPG.
"Conca seperti Messi, dia memiliki ukuran yang sama, dia memiliki kaki kiri," kata Eriksson saat itu.
"Dia adalah penggiring bola yang fantastis dan dia mencetak banyak gol."
"Ketika saya datang ke sini, dia adalah satu-satunya pemain yang saya inginkan lebih dari pemain lainnya."
Pada tahun 2019, Conca mengumumkan pengunduran dirinya dari sepak bola pada usia 36 tahun.
Sepanjang kariernya, ia memperoleh lebih dari 50 juta pound meski tidak pernah tampil satu pun untuk timnas senior Argentina.
"Sepak bola telah memberi saya banyak hal," ucapnya kepada GloboEsporte.com pada tahun 2019.
"Saya menyukai karier ini, itu luar biasa bagi saya."
"Tetapi hari ini saya pikir adalah waktu yang tepat bagi saya untuk berhenti."
"Saya tidak memikirkan tentang sepak bola hari ini."
"Itu memberi saya banyak hal, saya sangat bersyukur atas segalanya, saya berhasil berkarier, mendapat pengakuan."