Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Legenda sepak bola Jerman, Karl-Heinz Rummenigge, menyebut Liga Champions versi baru yang digagas UEFA akan lebih spektakuler.
Mantan CEO Bayern Muenchen yang kini menjabat di Komite Eksekutif UEFA itu telah berbicara tentang proyek Liga Super Eropa.
Ia memberikan pemikirannya tentang Liga Super Eropa dalam sebuah wawancara dengan La Gazzetta dello Sport.
Pria berusia 68 tahun itu mengungkapkan kekecewaan dan frustrasinya terhadap seluruh gagasan Liga Super Eropa.
“Serie A akan menjadi Serie B dan Bundesliga menjadi divisi kedua. Turnamen yang buruk,” kata Rummenigge.
"Dan tahukah Anda mengapa mereka menginginkan ini? Untuk merusak Liga Inggris yang mengumpulkan lebih banyak hanya karena lebih baik."
"Selamat tinggal pada Juve-Cagliari, selamat tinggal pada Bayern-Bielefeld."
“Rencana A, dengan tim-tim terbaik di Eropa, hanyalah sebuah alibi, tujuannya adalah untuk melibatkan orang-orang Arab dan Amerika untuk memainkan turnamen internasional. Mereka akan kehilangan akarnya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Rummenigge menjelaskan UEFA sudah punya solusi untuk sepak bola melalui Liga Champions versi baru.
Peraih Ballon d'Or 1980 dan 1981 itu menilai Liga Champions dengan format baru akan lebih spektakuler.
“Liga Super Eropa telah ditolak secara budaya, sepak bola, dan ekonomi,” ucap mantan pemain Timnas Jerman itu.
“UEFA menawarkan turnamen terbaik, Liga Champions baru dengan 36 tim akan lebih spektakuler dan terbuka."
"Apakah Anda melihat perayaan Kopenhagen lolos ke babak 16 besar? Mereka seharusnya finis terakhir, lolos dan rasanya seperti Natal bagi mereka."
"Apakah orang biasa selalu harus menang? Tidak dalam sepak bola, dalam sepak bola ada hal yang tidak terpikirkan, yaitu emosi."
"Ini bukan matematika. Tidak ada seorang pun di Jerman yang akan pergi ke Liga Super Eropa, akan ada revolusi penggemar,” jelasnya.
Baca Juga: Fans Anggap Hasil Drawing Liga Champions Dimanipulasi, Direktur Man City Angkat Bicara
Dalam format baru Liga Champions yang dimulai pada musim 2024/2025, UEFA akan menggunakan "Model Swiss".
Peserta Liga Champions mulai musim 2024/2025 akan bertambah menjadi 36 tim dari 32 tim saat ini.
Nantinya, tidak akan ada lagi sistem pembagian grup dengan semua tim masuk dalam sistem liga yang sama.
Meski demikian, ke-36 tim peserta tidak akan saling bertemu satu sama lain atau menerapkan sistem round-robin.
Masing-masing dari mereka hanya akan menjalani minimal 8 pertandingan melawan 8 musuh berbeda (4 kandang, 4 tandang).
Untuk menentukan delapan lawan yang berbeda, tim-tim awalnya akan diklasifikasikan dalam empat grup unggulan atau pot.
Setiap tim kemudian akan diundi untuk bertanding melawan dua tim dari masing-masing pot.
Setiap tim memainkan satu pertandingan melawan tim dari setiap pot di kandang, dan satu pertandingan tandang.
Delapan tim teratas di liga akan lolos otomatis ke babak 16 besar.
Sementara tim yang finis di peringkat 9 hingga 24 akan bersaing dalam play-off fase knock-out dua leg untuk sisa tiket ke 16 besar.
Tim yang finis di peringkat 25 atau lebih rendah akan tersingkir, tanpa akses ke Liga Europa.
Dari babak 16 besar dan seterusnya, kompetisi akan terus mengikuti format babak sistem gugur yang ada hingga babak final di tempat netral yang dipilih oleh UEFA.