Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Kim Sang-sik mendapat kritikan keras menjelang peresmiannya sebagai pelatih Timnas Vietnam, karena strategi permainannya seperti Philippe Troussier.
Kim Sang-sik, sebagaimana diinformasikan Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF), akan diumumkan secara resmi sebagai pelatih kepala Golden Star Warriors pada 3 Mei 2024 dengan kontrak dua tahun.
Pria berusia 47 tahun itu menggantikan Troussier, yang dipecat sejak 26 Maret 2024 karena Timnas Vietnam hancur setelah kalah tujuh kali beruntun, termasuk tiga melawan Timnas Indonesia.
Meski membantu Jeonbuk Hyundai Motors menjuarai kompetisi K-League 1 2021 dan Piala Korea 2022, Kim Sang-sik dipecat pada 2023 setelah klub itu mengawali musim baru dengan buruk, hanya menang tiga dari 10 laga dan terpaut 15 poin dari puncak klasemen.
Sejak saat itu hingga ditemui perwakilan VFF beberapa hari lalu, Sang-sik belum pernah melatih tim mana pun.
Baca Juga: Pelatih Filipina Buru Pemain Keturunan di Eropa Jelang Lawan Timnas Indonesia
Setelah dipecat pada Mei 2023, pelatih kelahiran Haenam, Jeonnam, Korea Selatan, itu dikritik habis-habisan karena gaya bermainnya.
Media K-League United mengatakan, Sang-sik bukanlah pilihan yang baik untuk Jeonbuk, bahkan ketika membantu klub merebut mahkota kompetisi Korea.
Media itu menganalisis, "Jika Ulsan Hyundai tidak kehabisan tenaga, Jeonbuk tidak akan memenangi K-League 2021."
Bila Ulsan tak mengalami kondisi tersebut, Kim Sang-sik bisa kehilangan pekerjaannya saat itu juga.
Di bawah asuhan pelatih Sang-sik, Jeonbuk tak pernah mencapai stabilitas.
Pada musim 2022, tim ini menjalani 5 laga berturut-turut tanpa mencium bau kemenangan, termasuk 3 kali kekalahan.
Kemudian, mereka kalah dari Ulsan Hyundai di kandang sendiri dan kalah dalam Liga Korea untuk pertama kalinya dalam 5 tahun.
Kim Sang-sik dikritik habis-habisan karena gaya permainannya yang terlalu defensif dan penguasaan bola yang aman, sebagaimana diterapkan Troussier selama melatih Timnas Vietnam.
Baca Juga: Termasuk Carter Pesawat, FAM Beri Persiapan Terbaik untuk Malaysia Jelang Kualifikasi Piala Dunia
Di bawah asuhannya, Jeonbuk tidak pernah terburu-buru menyerang, kecuali pertandingan akan segera berakhir atau mereka kebobolan.
Tim berkali-kali kehilangan poin ketika lawan memilih bermain bertahan dan melakukan serangan balik untuk menghadapi gaya permainan penguasaan bola Jeonbuk.
Terkadang, tim ini rentan kebobolan karena kesalahan sistematis atau umpan yang salah.
Masih menurut K-League United, Jeonbuk selalu mengalami masalah saat menggulirkan bola terlalu lambat, dengan sedikit perubahan kecepatan.
Ketika lini tengah berada di bawah tekanan, mereka mengoper bola kembali ke pemain bertahan, mengontrol bola secara perlahan dan tidak menciptakan fluktuasi yang tinggi.
Selain itu, Sang-sik juga dikritik karena sering menggunakan pemain yang bertentangan dengan kelebihannya.
"Paik Seung-ho sering bermain sebagai gelandang bertahan di bawah asuhan pelatih Kim Sang-sik, sedangkan posisi alaminya adalah gelandang serang.
Di bawah pelatih Kim Do-heon, dia malah bermain jauh lebih baik ketika didorong ke atas, bebas dari tugas bertahan.
Atau pemain Park Jin-seob kerap menempati posisi bek tengah di musim 2022 karena kekurangan personel.
Pada musim 2023, dia tidak akan kembali ke posisi alaminya sebagai gelandang tengah.
Baca Juga: Kata Maarten Paes soal Peluang Bela Timnas Indonesia Kontra Irak dan Filipina
Media K-League United secara fair mengatakan Kim Sang-sik masih layak mendapat pengakuan karena memberikan banyak kesempatan kepada pemain di usia U-22.
"Namun, dia masih dianggap belum berpengalaman dengan hanya dua tahun bekerja sebagai pelatih. Mungkin, sejak awal Jeonbuk seharusnya tidak menunjuk pelatih ini," tandas media itu.
Bagaimana dengan keputusan VFF sekarang soal penunjukan Kim Sang-sik, mungkinkah terjadi perubahan?
Mampukah dia mengangkat kembali Timnas Vietnam setelah terpuruk di berbagai level panggung turnamen, mulai dari Asia Tenggara hingga dunia?