Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Timnas Malaysia hanya mampu mencuri satu poin saat menghadapi Kirgistan dalam laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Duel kedua tim berlangsung di Stadion Dolen Omurzakov, Bishkek, Kamis (6/6/2024) malam WIB.
Bertindak sebagai tuan rumah, Kirgistan sempat unggul lebih dulu saat Gulzhigit Alykulov mencetak gol pada menit ke-24.
Sementara itu, Malaysia menyamakan kedudukan di menit ke-38 melalui gol bunuh diri gelandang Kirgistan, Odilzhon Abdurakhmanov.
Hasil imbang 1-1 membuat nasib Timnas Malaysia kini berada di ujung tanduk.
Tim besutan Kim Pan-gon tertahan di peringkat tiga klasemen sementara Grup D dengan mengantongi 7 poin dari lima pertandingan.
Mereka terpaut tiga angka dari Kirgistan yang duduk di peringkat dua klasemen (10 poin).
Posisi puncak ditempati oleh Oman (12 poin), tim yang sudah memastikan diri lolos ke putaran tiga kualifikasi.
Sedangkan posisi juru kunci dihuni oleh Taiwan yang belum mencatatkan poin sama sekali.
Baca Juga: Kim Pan-gon Sesumbar Timnas Malaysia Bakal Menang 7-0, Begini Reaksi Pendukung Harimau Malaya
Melihat situasi klasemen Grup D saat ini, jelas Malaysia sekarang berada dalam tekanan.
Pasalnya, jika Kirgistan mampu meraih satu poin saja di laga terakhir (vs Oman), maka impian Malaysia untuk tampil di Piala Dunia 2026 akan sirna.
Bahkan jika Kirgistan kalah, Malaysia belum tentu bisa naik ke posisi runner-up grup.
Skuad Harimau Malaya wajib memenangi pertandingan melawan Taiwan dengan skor besar, karena selisih gol juga akan menentukan nasib kedua tim.
Menanggapi soal hasil imbang melawan Kirgistan, pakar sepak bola Malaysia Mohd Fauzi Pilus menilai pasukan Kim Pan-gon bermain lebih baik dibandingkan dua kekalahan berturut-turut saat melawan Oman Maret lalu.
Namun, beberapa kelemahan signifikan di Stadion Dolen Omurzakov menyebabkan Timnas Malaysia gagal meraih poin penuh.
Menurutnya, kelemahan yang menonjol antara lain transisi pemain yang dinilai cukup lambat, terutama dari lini tengah, serta minimnya umpan-umpan akurat yang membahayakan lawan.
Fauzi menjelaskan, pemain seperti Paulo Josue dan Endrick dos Santos memiliki kemampuan teknik yang mumpuni, namun pergerakan mereka yang tergolong lambat membuat Kirgistan mudah mematikan ancaman yang coba diberikan Malaysia saat melancarkan serangan.
"Transisi saat menyerang cukup lambat dan kami kurang kreatif di lini tengah," ujar Fauzi sebagaimana dikutip SuperBall.id dari Bharian.
"Banyak umpan-umpan yang agak terburu-buru dan kurang akurat untuk menembus pertahanan lawan."
"Seharusnya kita bisa lebih cepat dan agresif untuk mendobrak barisan pertahanan lawan."
Meski demikian, Fauzi tetap menghormati keputusan yang diambil oleh Kim Pan-gon, terutama dalam pergantian pemain.
"Kami menghormati rencana pelatih tapi itu terlihat agak lambat melakukan perubahan untuk menyerang," ujarnya.
"Kita punya banyak pemain di bangku cadangan tapi mungkin itu rencana pelatih untuk menghindari kekalahan."