Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) mengaku tak keberatan membayar gaji tinggi demi mendapatkan pelatih berkualitas untuk tim nasional.
Timnas Malaysia masih belum memiliki pelatih permanen menyusul mundurnya Kim Pan-gon pada Juli lalu.
Asisten Kim Pan-gon, Pau Marti Vicente, kini dipercaya untuk menjadi pelatih sementara skuad Harimau Malaya.
Di sisi lain, FAM masih mencoba menemukan kandidat potensial untuk menukangi Arif Aiman Hanapi dkk.
Baca Juga: Nggak Kapok, Giliran Eks Arsenal yang Diklaim Pemain Malaysia
Bahkan, FAM tidak keberatan jika harus membayar gaji tinggi demi mendapatkan pelatih berkualitas.
Wakil Presiden FAM, Datuk Mohd Yusoff Mahadi, mengatakan persoalan gaji tidak menimbulkan masalah bagi pengurus.
Menurutnya, hal lebih penting adalah pelatih yang didatangkan nantinya bisa memenuhi target.
Terutama dalam mengangkat sepak bola Malaysia ke level yang lebih tinggi.
Ia menegaskan FAM rela mengeluarkan uang hingga RM 200.000 (Rp 730 juta) per bulan asal Malaysia bisa berprestasi.
“Ini bukan soal gaji karena kami ingin pelatih yang bisa membawa kami ke level lain."
"Jika kami punya gaji (pelatih) sebesar RM 100.000 sebulan tetapi kami tidak bisa pergi ke mana pun, ya kami bayar gaji RM 200.000 sebulan tapi bisa membawa kita (pergi)."
“Terkadang kami juga harus mengeluarkan uang untuk timnas, kami juga melihat beberapa (pelatih) berminat membantu timnas jadi kami harus siap."
“Mau tidak mau, kita juga harus mengeluarkan uang untuk mendapatkan hasil yang baik,” kata Yusoff.
Namun, apakah Malaysia mampu berprestasi jika FAM bersedia membayar gaji Rp 730 juta per bulan untuk pelatih terbaik?
Itulah pertanyaan yang dilontarkan mantan pelatih Timnas Malaysia, Wan Jamak Wan Hassan.
Ia melihat perkembangan sepak bola akar rumput juga patut mendapat perhatian khusus dari FAM.
Baca Juga: Banyak yang Mau Jadi Pelatih Timnas Malaysia, FAM Beberkan Kriteria yang Bakal Dipilih
Menurutnya, keputusan merekrut pelatih dengan gaji yang layak tentu didasari target dan ekspektasi yang tinggi.
Oleh sebab itu, tim nasional perlu diisi dengan pemain yang lebih berkualitas untuk memudahkan kerja pelatih.
Ia tidak ingin Malaysia seperti monyet yang mendapat bunga, artinya mendapatkan sesuatu yang tidak berguna.
“Kalau kita sudah mendapatkan pelatih bergaji tinggi, kita harus memasang target yang tinggi, minimal Piala Asia atau prestasi gemilang di Kualifikasi Piala Dunia, kita tidak mau hanya berharap di SEA Games atau Piala AFF."
“Kalau FAM bersedia membayar (gaji RM 200.000 sebulan) tidak masalah karena kita tahu sepak bola adalah olahraga yang membutuhkan investasi besar."
"Tapi kalau kita hanya mendapatkan pelatih dengan gaji besar tapi kita tidak punya materi dan mental untuk menang, itu juga tidak akan terjadi."
“Nanti ibarat monyet dapat bunga," kata Wan Jamak, dikutip SuperBall.id dari Bharian.com.my.
"Sepak bola ini jangka panjang, makanya kita harus melihat perkembangan dari akar rumput juga karena dari sini kita melahirkan pemain-pemain untuk skuad Harimau Malaya ke depan."
“Jadi ketika kami punya banyak pemain berkualitas, kami punya materi yang diperlukan dan kami menambahkan sedikit dengan mendapatkan pelatih terbaik untuk menangani kelompok pemain ini."
"Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih memantapkan perkembangan kita."
"Kita tidak bisa hanya mengandalkan Akademi Mokhtar Dahari (AMD) dan National Football Development Program (NFDP) karena setiap negara perlu mengembangkan bakat untuk menghasilkan pemain berkualitas sebanyak-banyaknya," katanya.