Persib hanya mengoleksi total 39 gol di Liga 1 2017. Jumlah itu hanya lebih baik dari tiga tim lain, yakni Perseru Serui (35), Semen Padang (34), dan Persegres (28).
Bahkan, Persiba Balikpapan, yang terdegradasi ke Liga 2, bisa mencetak dua gol lebih banyak dibanding Persib.
Menurut striker legendaris Persib, Sutiono Lamso, nilai minus ini bukan karena ketiadaan penyerang tajam.
"Musim lalu, Persib tidak memiliki gelandang serang yang bisa memberikan assist sekaligus mampu mencetak gol," tutur Sutiono Lamso kepada BolaSport.com.
Kreativitas memang menjadi masalah besar yang dimiliki para gelandang Persib musim lalu.
Sebagaimana data yang dikompilasi Labbola, Dedi Kusnandar merupakan pemain yang paling banyak menciptakan peluang bagi rekan-rekannya di musim lalu (20 peluang diciptakan).
Setelahnya, berturut-turut adalah Michael Essien (19), Kim Jeffrey Kurniawan (12), Gian Zola (8), dan Hariono (5).
Torehan para gelandang Persib itu terlalu jauh dari catatan Paulo Sergio, bintang Bhayangkara FC yang merupakan gelandang dengan catatan penciptaan peluang terbanyak di Liga 1 2017 (74).
Elemen kreativitas itulah yang akan dihadirkan oleh Oh In-kyun.
Selain torehan 3 gol, 9 assist yang diciptakan Oh In-kyun bersama Mitra Kukar musim lalu menjadi tolok ukur sederhana.
Musim lalu, catatan assist terbanyak Persib dipegang oleh Raphael Maitimo (4). Striker Ezechiel N'Douassel juga punya catatan assist serupa.
Artinya, bila Oh In-kyun bisa menjalankan peran dengan baik sebagai pengatur serangan Persib, Ezechiel N'Douassel bisa lebih fokus pada tugasnya mencetak gol.
"Ezechiel memang sebaiknya fokus beroperasi di sekitar kotak penalti. Kalaupun bergerak melebar hanya dilakukan sesekali untuk membuka ruang," tutur Sutiono Lamso.
Editor | : | Gangga Basudewa |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar