Pelatih kiper Timnas U-19 Indonesia, Mukti Ali Raja, menyambut positif penerapan filosofi sepak Bola Indonesia (Filanesia) dalam materi pelatihan penjaga gawang.
Dalam Filanesia, persentase porsi latihan kiper tentang bagaimana memaksimalkan tepisan menggunakan tangan dikurangi.
Mencapai 75 persen, kini materi latihan kiper lebih dititikberatkan pada peningkatan kemampuan individu penjaga gawang, yakni dengan memaksimalkan kaki.
"Ya, itu bagus. Saya sangat setuju. Kini, kiper-kiper di dunia juga sudah menerapkan hal itu," ucap Mukti Ali Raja kepada SuperBall.id dan BolaSport.com, Rabu (21/2/2018).
"Perkenalan ke sepak bola Indonesia mungkin bermasalah pada awalnya."
(Baca Juga: Gustavo Lopes Akhirnya Gabung dengan Arema FC)
"Namun, untuk generasi yang akan datang akan tahu bahwa kiper tidak hanya harus bagus menggunakan tangan," tutur eks pelatih kiper Persita Tangerang itu.
Maka, Mukti Ali sekaligus menuntut dirinya untuk menggembleng kiper-kiper Timnas U-19 dengan melatih refleks kaki, distribusi bola, hingga akurasi operan.
Beruntung, Mukti telah mengenal gaya bermain dua dari tiga kiper Timnas U-19 yang ada.
Kedua kiper itu yakni, Aqil Savik dan Gianluca Pagliuca Rossy. Sementara satu penjaga gawang lainnya yaitu Rakasurya Handika.
Editor | : | Aidina Fitra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar