PSS Sleman saat ini masih membutuhkan sosok pemimpin di lapangan untuk meredam emosi pemain yang berpotensi merugikan tim.
Meledak-ledaknya emosi para punggawa PSS Sleman kala bertanding diakui pelatih Herry Kiswanto masih menjadi pekerjaan utamanya di samping membangun tim yang solid.
Bagaimana tidak, pada turnamen Coppa Sleman beberapa waktu lalu Slamet Budiono diganjar kartu merah oleh wasit seusai terlibat duel keras dengan Junior Guimaro dari Kuala Lumpur FA.
Kembali terulang, kali ini giliran Hisyam Tolle yang diberi kartu merah dalam laga uji coba melawan Bhayangkara FC setelah bersitegang dengan Paulo Sergio.
Herry mengakui, PSS Sleman membutuhkan seorang pemimpin yang mampu memimpin rekan-rekannya terutama menghadapi situasi emosional dalam pertandingan.
(Baca juga: Kim Kurniawan Kecewa Belum Bisa Latihan Bersama Skuat Persib Bandung)
Meski saat ini telah ada I Made Wirahadi dan Yudi Khoirudin yang notabene merupakan pemain senior, namun Herry memiliki kriteria tersendiri untuk menentukan pemimpin ataupun kapten PSS Sleman untuk musim depan.
"Kita butuh seorang leader. Seperti saat ini, saat Thole sedang emosi di sini harus ada yang bisa memimpin, mengarahkan pemain untuk kembali fokus aja ke skema bermain lagi," ujar Herry dikutip SuperBall.id dari Tribun Jogja.
Menurutnya, peran itu pula yang ia emban semasa aktif sebagai pesepak bola.
Pengoleksi satu kartu kuning semasa aktif sebagai pesepak bola ini mengutarakan pentingnya peran seorang kapten sebagai kaki tangan dari pelatih serta figur panutan di dalam lapangan.
"Saya dulu waktu jadi kapten juga begitu, toh sudah ada wasit yang ngatur. Nah, ini juga satu poin pelajaran lagi dengan uji coba ini mudah-mudahan anak-anak tidak menurunlah." lanjut Herry.
"Ini mungkin nggak bisa kayak fotokopi, saya mengajarinya harus proses, saya juga ingin karakter ini menular dan ditempa banyak pengalaman," imbuhnya.
Herry mengatakan, meski tak mudah untuk membentuk karakter seorang leader di lapangan, namun ia akan menularkan pengalaman yang ia miliki agar setidaknya anak asuhnya mampu lebih tenang dalam menguasai panasnya situasi di lapangan hijau.
Meski ia telah mencoba beberapa penggawa untuk menjadi kapten, antara lain Hisyam Tolle, Dave Mustaine, Yudi Khoirudin, dan juga I Made Wirahadi, namun ia mengaku masih mempertimbangkan kembali sosok yang akan menjadi kapten sekaligus panutan sepeninggal Busari yang pindah ke Persibat Batang.
"Leader itu kan posisinya yang sentral, di luar negeri juga begitu. Itu kapten masih saya ganti-ganti, jadi anak-anak yang dipercayakan jadi kapten itu merasa ada tanggung jawab dan kaki tangan pelatih," pungkasnya. (R.Hanif Suryo Nugroho)
Editor | : | Aulli Reza Atmam |
Sumber | : | jogja.tribunnews.com |
Komentar