Jenderal Manajer Asosiasi Pesepak bola Profesional Indonesia (APPI), Ponaryo Astaman, mendukung penuh Komite Disiplin (Komdis) PSSI untuk memberikan hukuman terberat kepada sejumlah pemain Liga 3.
Setidaknya dua kasus pemukulan wasit terjadi di Liga 3 2018 pekan lalu.
Pada laga antara Persitema Temanggung kontra PSIP Pemalang, salah satu hakim garis dipukul hingga terkapar oleh orang yang belum teridentifikasi.
Wasit yang memimpin pertandingan juga dikejar-kejar oleh sejumlah orang yang masuk ke lapangan, begitu juga dengan asisten wasit begitu bisa bangun dan berjalan hendak meninggalkan lapangan.
(Baca Juga: Jadi Pemain Terbaik Versi APPI, Riko Simanjuntak Ingin Bicara Bahasa Medan dengan Lionel Messi)
Sementara dalam laga antara Persibara Banjarnegara kontra Bhayangkara Muda di duel Liga 3 Zona Jawa Tengah, pemain Bhayangkara Muda yang memakai nomor punggung 8 melakukan pemukulan terhadap wasit hingga darah mengucur dari hidung sang pengadil lapangan.
Saat disinggung soal kejadian tersebut selepas acara penganugerahan Pemain Terbaik Liga 1 2018 periode April versi Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) terhadap winger Persija, Riko Simanjuntak, General Manager APPI, Ponaryo Astaman, menyebut lembaga yang dipimpinnya tidak akan melindungi pemain yang melakukan kekerasan terhadap wasit.
"APPI mendukung hukuman terberat dari Komdis PSSI karena yang terjadi itu bukan masalah fairplay, tapi itu sangat mencederai sepak bola kita," kata Ponaryo saat berbincang bersama awak media, termasuk BolaSport.com.
Menurut Ponaryo, APPI memang merupakan lembaga yang bertujuan melindungi hak pesepak bola profesional Indonesia, tapi tidak berarti membela kesalahan pemain.
"Kalau pemain salah, ya salah. Kalau benar, ya kami bela dan apa yang mereka tunjukan adalah kejadian yang sangat tidak pantas untuk ditiru atau dilakukan dalam sepak bola Indonesia," kata Ponaryo
Mantan pemain Borneo FC itu menambahkan bahwa secara khusus semangat APPI itu adalah memperbaiki sepak bola Indonesia.
Untuk itu setiap pemain diminta agar jangan memiliki sifat emosional sehingga sampai membuat sepak bola Indonesia dipandang buruk.
(Baca Juga: Persija Jadi Korban Tiga Laga Liga 1 2018)
Ponaryo menyarankan agar permasalahan ini diselesaikan dengan baik-baik. Ia juga berharap kejadian itu menjadi yang terakhir dalam sepak bola Indonesia.
"Menurut saya ini lebih baik diselesaikan sesuai laws of the game saja dalam koridor sepak bola kita," kata Ponaryo.
Editor | : | Aidina Fitra |
Sumber | : | superball.id |
Komentar