Bagi para pemain Perseru Serui, tidak ada tempat yang lebih baik selain di rumah sendiri.
Hal tersebutlah yang mereka rasakan setelah dalam dua laga home terakhir mereka ‘terusir’ dari Stadion Marora Serui dan menempati Stadion Gajayana Malang.
Hal tersebut diungkap oleh sang pelatih I Putu Gede.
Menurut Putu, bagaimana pun dirinya berharap agar Cenderawasih Jingga, julukan Perseru, bisa sesegera mungkin kembali bermarkas di Marora.
Perseru Serui terpaksa angkat kaki untuk sementara waktu dari kandang mereka itu setelah operator Liga 1 menetapkan laga di bulan puasa seluruhnya dilakoni pada malam hari.
(Baca juga: Indra Sjafri Ungkap Alasan Absennya Gunansar Mandowen pada TC Timnas U-19)
Sedangkan penerangan di Marora masih berada di bawah standar dan kini sedang dikebut perbaikannya.
“Tentu saja tidak sama, antara di sini (Malang) dengan Marora. Suasana sangat berbeda, kami kehilangan dukungan suporter setia. Saya sangat berharap laga ini (lawan Sriwijaya FC) adalah kandang rasa tandang terakhir kami,” ujar Putu Gede kepada BolaSport.com.
Hal tidak jauh berbeda diungkap legiun asing Perseru, Djamel Romano Leeflang.
Penyerang asal Belanda ini mengaku merindukan dukungan suporter setia di Marora yang biasa mereka dapatkan saat laga kandang.
“Tanpa suporter dan fans terasa berbeda dan sepi. Tentu saya rindu kembali main di Serui. Tapi kondisi tidak memungkinkan, dan bagaimana pun kami harus melanjutkan laga, meski jauh dari kandang sendiri,” katanya.
Kepastian laga kandang berikutnya dari Perseru Serui, saat menjamu Arema FC, Rabu (06/06/18) masih menjadi misteri.
Apakah akan dilangsungkan tetap di Gajayana, atau mereka sudah bisa kembali pulang ke Serui?
Semua tergantung dari verifikasi yang dilakukan operator Liga 1, atas perbaikan kualitas lampu Stadion Marora.
Editor | : | Aulli Reza Atmam |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar