Keributan yang terjadi pada laga Bhayangkara FC kontra Borneo FC, 27 Mei silam, berujung sanksi dari Komdis PSSI.
Kedua tim ikut mendapatkan sanksi akibat keributan yang terjadi pada pengujung babak kedua dalam laga yang berakhir imbang 1-1 di Stadion PTIK, Jakarta Selatan, itu.
Tensi panas memang mewarnai jalannya babak kedua, di mana kedua pemain dari setiap tim beberapa kali terlibat cekcok.
Situasi panas juga menjalar ke pinggir lapangan yang melibatkan pemain cadangan dan ofisial kedua tim.
(Baca juga: Ada Ribut-ribut pada Laga Bhayangkara FC Vs Borneo FC, Dejan Antonic Buka Suara)
Situasi makin menjadi kala Borneo dihukum tendangan penalti di ujung pertandingan, terlebih saat bola kemudian gagal dieksekusi dengan baik oleh gelandang Bhayangkara, Paulo Sergio.
Melihat bola melayang di atas mistar, pemain hingga ofisial Pesut Etam di bangku cadangan pun berhamburan ke lapangan untuk merayakan kegagalan tendangan penalti Paulo Sergio.
(Baca juga: Penjelasan Simon McMenemy Soal Cekcok di Laga Bhayangkara FC Vs Borneo FC)
Peristiwa itu membuat Komdis PSSI menjatuhkan 3 sanksi buat kedua tim.
Pertama, pelatih Borneo FC, Dejan Antonic, didenda Rp 25 juta dengan dakwaan melakukan protes berlebihan hingga keluar area teknik.
(Baca Juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2018, Awal dan Akhir di Moskwa)
Kedua, Borneo FC mendapat teguran keras karena dianggap melakukan protes berlebihan tim dan adanya ofisial tim yang tidak terdaftar di DSP tetapi mendekat ke area bangku cadangan.
Tuan rumah pun tak luput dari hukuman, yakni denda Rp 30 juta karena ulah penonton yang ikut bereaksi dengan melakukan pelemparan botol.
Editor | : | Aidina Fitra |
Sumber | : | superball.id |
Komentar