Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Saran Bambang Pamungkas Soal Penanganan Kekerasan Suporter

By Muhammad Robbani - Selasa, 25 September 2018 | 11:22 WIB
  Dua pemain senior Persija, Bambang Pamungkas (kiri) dan Ismed Sofyan dalam acara buka bersama manajemen Macan Kemayoran dan Pengurus Pusat Jakmania di di Spring Hill, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (6/6/2018).
Media Persija
Dua pemain senior Persija, Bambang Pamungkas (kiri) dan Ismed Sofyan dalam acara buka bersama manajemen Macan Kemayoran dan Pengurus Pusat Jakmania di di Spring Hill, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (6/6/2018).

"Di Indonesia hukuman denda kepada klub untuk ulah yang dilakukan oleh suporter sudah tidak lagi efektif. Mengapa? karena hal tersebut tidak berdampak langsung kepada suporter. Suporter merasa membayar untuk menyaksikan pertandingan," tulis Bepe. 

"Sehingga yang ada dalam benak mereka adalah, “Ya tinggal bayar aja pakai uang tiket. Toh kita nonton bayar kok”. Hukuman model ini hanya memberatkan klub, namun tidak memberikan efek jera kepada sumber permasalahannya," tambahnya.

Menurut pemain yang identik dengan nomor punggung 20 itu, PSSI sudah harus meninggalkan tradisi bermain aman dengan hanya memberikan sanksi denda.

Ditambahkannya, suporter akan mulai menjaga sikap demi menghindari klub kesayangannya agar tak mendapat pengurangan poin.

"Untuk suatu masalah yang ekstrem diperlukan tindakan yang juga ekstrem. Ketakutan atau kekecewaan terbesar suporter adalah ketika melihat tim kebanggaannya kalah (tidak mendapatkan poin). Menurut saya federasi dalam hal ini PSSI harus mulai bermain di zona tersebut," sarannya. 

"Dengan apa? dengan pengurangan poin. Tinggal dilihat saja pada tingkatan mana pelanggaran yang dilakukan oleh suporter. Semakin berat masalah yang dibuat oleh suporter sebuah tim, maka semakin banyak poin yang akan dikurangi."

Jika dengan penerapan itu masih saja terdapat kekerasan pada sepak bola Indonesia, menghentikan kegiatan sepak bola Indonesia adalah jalan terakhir yang mau tak mau harus ditempuh.

"Jika hal tersebut sudah diberlakukan dan ternyata kekerasan dalam dunia sepak bola Indonesia masih saja terjadi. Maka satu-satunya jalan keluar terbaik adalah menghilangkan sepak bola dari Republik ini." 

"Karena ternyata kita memang belum cukup pantas untuk memainkan olah raga sakral ini, selesai masalah," tegasnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Gangga Basudewa
Sumber : superball.id

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X