PSMS Medan dipastikan terdegradasi dari Liga 1 dan akan kembali ke kompetisi kasta kedua pada musim depan.
Kenyataan itu didapatkan setelah PSMS Medan kalah telak 1-5 dari PSM Makassar pada laga pamungkas Liga 1 2018.
Laga penentu itu dimainkan di Stadion Andi Mattalatta, Kota Makassar pada Minggu (9/12/2018).
Namun, salah satu legenda hidup PSMS Medan, Sunardi A, menyebut hasil pahit tersebut bukan merupakan kesalahan dari manajemen tim.
Sunardi mengungkapkan, manajemen PSMS sepanjang musim ini telah bekerja semaksimal mungkin untuk mengelak dari mimpi buruk itu.
(Baca juga: Djadjang Nurdjaman Disebut Punya Andil atas Terdegradasinya PSMS Medan)
"Kalau umpamanya pemain tidak digaji itu baru manajemen salah. Tapi ini kan tidak ada salah," tutur Sunardi, kutip SuperBall.id dan BolaSport.com dari Tribun Medan.
Pemain PSMS Medan era 80-an itu menilai kenyataan ini murni dari ketidaksiapan skuat Ayam Kinantan untuk menghadapi ketatnya persaingan di Liga 1.
Dan itu, masih menurut Sunardi, tidak menjadi ranah kerja dari manajemen.
"Kalau manajemen kan tidak mengurusi pemain, cuma masalahnya apa yang terjadi dengan manajemen," katanya menambahkan.
(Baca juga: Legenda Sepak Bola Makassar: PSM Sudah Menjadi Juara!)
Sebelumnya, Sunardi menyebut salah satu faktor utama yang membuat Ayam Kinantan terlempar dari kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia ini adalah kebijakan pemilihan pemain.
Nama Pelatih PSMS pada awal musim lalu, Djadjang Nurdjaman, ikut terseret dalam pusaran permasalahan ini.
"Kami tidak menjaga kualitas, dari awal saya sudah lihat kalau pemain tidak layak. Ada 6 pemain PSMS yang harus diseleksi tidak bisa dia langsung ikut ke liga 1," ujarnya.
"Iya perekrutan pertama itu salah. Benar yang dikatakan (Peter) Butler itu banyak pemain PSMS yang tak layak bermain di Liga 1. Djanur punya andil karena dia mempertahankan pemain yang direkrut dia," ucapnya mengakhiri.
(Baca juga: Appi: Setidaknya PSM Makassar Sudah Kerja Keras dan Jujur)
Editor | : | Aidina Fitra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar