Johar Lin Eng disebut menerima Rp25 juta sedangkan Dwi Irianto sebesar Rp15 juta.
Setelah melalui proses penyelidikan, Satgas Antimafia Bola resmi menetapkan Johar Lin Eng sebagai tersangka dan dijerat dengan pasal penipuan dan penyuapan.
Setelah menjadi tersangka, posisi Exco PSSI yang dulunya dijabat oleh Johar Lin Eng tak serta merta digantikan oleh orang lain meski statusnya kini sudah dinonaktifkan.
Dituturkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Ratu Tisha Destria, seusai pemeriksaan di Dittipikor Bareskrim Polri, Gedung Ombudsman RI, posisi Exco PSSI yang kosong baru bisa digantikan dengan pemilihan jika kekosongan mencapai 50 persen.
Jika tidak mencapai 50 persen, pemilihan Exco PSSI akan dilakukan setelah masa jabatan habis, atau pada 2020.
"Jadi, kalau misal 50 persen, barulah harus dilakukan pemilihan," kata Tisha saat ditemui seusai pemeriksaan, Jumat (28/12/2018), dilansir BolaSport.com dari Kompas.
Sementara ini, baru dua posisi yang kosong dari total 12 orang yang menjadi Exco PSSI.
Selain Johar Lin Eng, Hidayat juga dinonaktifkan dari posisi Exco PSSI lantaran terlibat kasus pengaturan skor dan penyuapan dengan manajer Madura FC, Januar Herwanto.
Hidayat juga dikenai hukuman dilarang berkecimpung di sepak bola nasional selama tiga tahun, dilarang memasuki stadion di Indonesia selama dua tahun, dan denda Rp150 juta.
Adapun posisi Dwi Irianto sebagai anggota Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, penggantian tak perlu menunggu 50 persen kosong.
Anggota baru Komdis PSSI bisa saja disahkan dalam kongres setelah melalui proses seleksi.
"Komite Disiplin pastinya akan terus berlanjut. Hal itu sudah ada proses dan tupoksinya dalam organ PSSI, namanya Badan Yudisual, Komite Disiplin. Jadi, penegakan regulasi dan seluruh halnya itu akan di Komite Disiplin," kata Tisha.
Tisha melanjutkan, PSSI akan memberikan pendampingan hukum kepada anggotanya yang terlibat kasus tersebut melaui adanya Komite Hukum.
Editor | : | Aulli Reza Atmam |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar