SUPERBALL.ID - Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, siap menjadi saksi sejarah Timnas Indonesia di pentas sepak bola dunia.
Timnas Indonesia menjamu Timnas Malaysia di stadion terbesar dan termegah Tanah Air itu dalam laga perdana Grup G Putaran Kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia (AFC), Kamis (5/9/2019) pukul 19.30 WIB.
Bertanding di depan para pendukung sendiri di GBK adalah kesempatan emas bagi Timnas Indonesia untuk meraih kemenangan.
Baca Juga: Arti Penting Laga Timnas Indonesia Kontra Malaysia di Mata Simon McMenemy
Baca Juga: Penyerang Naturalisasi Ini Diragukan Bisa Tampil Saat Hadapi Malaysia
Namun, fans Malaysia yakin timnasnya lebih layak menang, meski bermain di GBK.
Malaysia kini merasa lebih siap setelah gagal di final Piala AFF 2018.
Skuat besutan pelatih Tan Cheng Hoe itu optimistis merebut satu tiket Piala Dunia 2022 sekaligus Piala Asia 2023.
Jika lolos ke putaran ketiga nanti, Malaysia memang berhak mendapatkan tiket Piala Asia 2023 di China.
Sebagaimana dikutip SuperBall.id dari Berita Harian Malaysia, Rabu (4/9/2019), Harimau Malaya merasa lebih layak lolos dibanding 3 tim lain Asia Tenggara di Grup G, yakni Indonesia, Thailand, dan Vietnam.
Malaysia sudah sering bertemu 3 tim Asia Tenggara itu.
Tantangan terberat dinilai akan datang dari Uni Emirat Arab.
Fans Malaysia percaya, skuat Harimau Malaysia di bawah kendali Tan Cheng Hoe kini lebih baik.
Fans Malaysia juga sadar bahwa timnasnya akan bermain di stadion keramat bangsa Indonesia, Stadion Utama GBK.
Namun, mereka yakin, seyakin para pemain Timnas Malaysia, bahwa kekeramatan stadion itu tak bertuah lagi.
Baca Juga: Dirumorkan Akan Gantikan Ezechiel di Persib, Apa Tanggapan Thomas Verheydt?
Baca Juga: Bek Malaysia Siap Hadapi Timnas Indonesia, tetapi Tetap Tegang
"Walaupun bakal beraksi di stadion keramat, Stadion GBK, tak ada yang perlu ditakutkan," kata Mohamad Asyraaf dalam tulisan khususnya di Berita Harian Malaysia.
"Sebab sejarah pernah mencatat kira-kira 100.000 pendukung setia Sang Garuda menangis ketika Malaysia menjuarai Piala AFF dan meraih medali emas SEA Games di stadion itu," imbuh Mohamad Asyraaf.
Piala AFF yang dimaksud Mohamad Asyraaf itu adalah peristiwa tahun 2010.
Pada final leg pertama Piala AFF 2010 di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia menang 3-0 atas Indonesia.
Kemudian, pada final leg kedua Piala AFF 2010 di Stadion Utama GBK, Indonesia menang 2-1 atas Malaysia.
Akibatnya, Indonesia kalah agregat 2-4 dan Malaysia menjuarai Piala AFF untuk pertama kali.
Kegagalan itu memang membuat sekitar 88.000 suporter Timnas Indonesia kecewa, sebagian menangis.
Padahal, dalam fase penyisihan Grup A, Timnas Indonesia mencukur Malaysia 5-1 di GBK.
Sedangkan SEA Games yang disebut Mohamad Asyraaf adalah peristiwa tahun 2011 kala Indonesia menjadi tuan rumah.
Pada fase penyisihan Grup A, Timnas Indonesia menyerah 0-1 kepada Malaysia di GBK tanggal 17 November 2011.
Meski begitu, Indonesia tetap lolos hingga ke final berkat kemenangan atas tim-tim lain.
Dalam partai final di GBK, 21 November 2011, Malaysia berhasil menahan Timnas Indonesia 1-1 hingga memaksakan perpanjangan waktu.
Timnas Indonesia yang kala itu dilatih Rahmad Darmawan unggul lebih dulu melalui gol Gunawan Dwi Cahyo.
Malaysia mampu membalasnya pada menit ke-35 melalui gol Asraruddin Putra Omar.
Dalam perpanjangan waktu, tak ada gol tambahan, sehingga ditentukan melalui adu penalti.
Malaysia menang adu penalti 4-3 dan meraih medali emas cabang sepak bola SEA Games 2011.
Ada 2 pemain dalam skuat final itu yang kini masih dipakai oleh Simon McMenemy sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Kedua pemain itu adalah Andik Vermansah dan Ferdinand Sinaga.
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | SuperBall.id |
Komentar