"Rekan saya di NHS telah melakukan pengorbanan terakhir dan pergi bekerja serta menangkap penyakit itu dan sayangnya ada yang meninggal. Saya pikir hal pertama yang bisa dilakukan oleh para pemain Premier League adalah memberikan kontribusi, ambil potongan gaji, dan mainkan peran mereka," kata dia.
Baca Juga: Menang Melawan Tim Brasil, Persib Lolos ke Babak 16 Besar dan Berhadapan dengan Wakil India
Sementara Ketua Komite Digital, Budaya, Media, dan Olahraga Inggris Julian Knight mengkritik kebijakan pemotongan gaji hanya kepada staf non-pemain dan pelatih adalah tindakan "cabul".
"Kami menghadapi situasi cabul di mana para pemain top yang tidak bekerja terus melihat ratusan ribu pound dalam setiap minggunya sementara staf yang menjaga klub terus kehilangan upah," kata Knight. Jika Premier League tidak akan bertindak untuk menyelesaikan krisis ini, maka pemerintah harus turun tangan," ungkap Julian Knight.
"Pemerintah akan menjatuhkan hukuman finansial yang signifikan kepada klub untuk mengembalikan uang yang terpotong gajinya," ancam Knight.
Baca Juga: Bomber Persija Marko Simic Donasi Rp 100 Juta untuk Lawan Covid-19
Adapun keputusan Asosiasi Sepak Bola Profesional ( PFA) menegaskan agar klub tidak melakukan pemotongan gaji terhadap pemain sebelum ada pertemuan klub dengan PFA.
"PFA meminta klub melihat situasi keuangan masing-masing sebelum kami menawarkan saran kepada pemain tentang pemotongan gaji yang ditawarkan."
"Sebelum menerima atau menandatangani dokumen apa pun dari klub Anda, sangat penting kepada anggota secara kolektif mendiskusikan proposal dengan PFA," tulis pernyataan PFA di laman resminya.
View this post on Instagram
Editor | : | Lola June A Sinaga |
Sumber | : | Kompas.com |
Komentar