SUPERBALL.ID - Martunis, anak angkat Cristiano Ronaldo, mestinya bisa jadi bintang di tengah gairah pemain muda Indonesia ke klub Eropa akhir-akhir ini.
Akhir-akhir ini sederet pemain muda memilih berkarier ke klub Eropa.
Nama-nama yang populer ke klub Eropa belakangan ini adalah Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, Brylian Aldama, dan Bagus Kahfi.
Martunis sekarang berusia 23 tahun.
Bagi pemain sepak bola, itu adalah usia produktif.
Anak malang korban tsunami Aceh, 26 Desember 2004, itu mendapat simpati Ronaldo dan timnas Portugal.
Pada pagi tanggal itu, Martunis yang berusia 7 tahun bermain bola dengan teman-temannya di sebuah lapangan.
Tak disangka, tsunami datang dan menelan 230.000 korban jiwa, termasuk ibu dan kakak Martunis.
Martunis terdampar di pantai selama 21 hari dan hanya bertahan dengan berpegangan pada sofa.
Dia ditemukan oleh sekelompok jurnalis saat mengenakan kaus timnas Portugal dengan nama Rui Costa di bagian belakang.
Baca Juga: Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong Ikut Gagalkan Ronaldo dan Messi Jadi Pemain Terbaik FIFA
Empati dan simpati Ronaldo kemudian menggerakkannya untuk mengangkat Martunis sebagai anak.
Ingin melihat Martunis berkembang dengan sepak bolanya, Ronaldo menawarinya ke akademi Manchester United.
Kala itu Ronaldo masih memperkuat Manchester United.
Martunis tak hanya diajak menimba ilmu sepak bola, tapi juga ditawari Ronaldo untuk menetap di Manchester, Inggris.
Tawaran itu disampaikan Ronaldo saat Martunis berusia 8 tahun.
Sebenarnya, Martunis kala itu dihadapkan pada pilihan lain, yakni dididik di Sporting CP (Portugal), eks klub Ronaldo.
Akan tetapi, Martunis ternyata tak mengambil satu pun dari dua tawaran itu.
Alasan Martunis sangat mengharukan, tapi mulia.
Martunis mengatakan tak bisa ke Manchester atau Sporting karena tidak tega meninggalkan sang ayah yang hidup sebatang kara seusai bencana tsunami Aceh.
"Waktu itu usia saya masih 8 tahun. Saya waktu itu ada dua pilihan, diminta dibina di Portugal bersama akademi Sporting atau menetap di Manchester bersama Cristiano Ronaldo dan dibina di akademi Manchester United," ujar Martunis kepada BolaSport.com, 17 Desember 2020.
"Dikarenakan saya cuma tinggal dengan ayah, jadi saya tidak diizinkan oleh beliau untuk menetap di sana (di luar negeri)".
"Karena waktu itu saya tinggal satu-satunya di keluarga. Yang lain, seperti kakak saya, sudah tidak ada," ungkap Martunis.
Bagaimana reaksi Ronaldo setelah Martunis menolak tawarannya itu?
Baca Juga: Bintang Timnas U-19 Indonesia Witan Sulaeman Hilang Lagi, Radnik Surdulica Gigit Jari
Menurut Martunis, Ronaldo bersikap wajar dan memahami kondisi yang dialaminya.
"Ya mungkin dia (Ronaldo) berpikir wajar saja, ayah saya belum izinkan, karena saya tinggal satu-satunya di keluarga," kisah Martunis.
Itulah pilihan terbaik Martunis kala itu.
Namun, andai Martunis menerima tawaran Ronaldo berlatih di akademi Manchester United, mungkin sekarang Timnas Indonesia sudah memiliki bintang besar didikan Eropa.
Kurang lebih dalam tiga tahun terakhir, upaya untuk mendidik para pemain muda ke Eropa kembali bergairah.
Upaya itu difasilitasi Mola TV lewat program Garuda Select ke Inggris.
Produknya sudah mulai terlihat di Timnas U-19 Indonesia.
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar