Alasan Martunis sangat mengharukan, tapi mulia.
Martunis mengatakan tak bisa ke Manchester atau Sporting karena tidak tega meninggalkan sang ayah yang hidup sebatang kara seusai bencana tsunami Aceh.
"Waktu itu usia saya masih 8 tahun. Saya waktu itu ada dua pilihan, diminta dibina di Portugal bersama akademi Sporting atau menetap di Manchester bersama Cristiano Ronaldo dan dibina di akademi Manchester United," ujar Martunis kepada BolaSport.com, 17 Desember 2020.
"Dikarenakan saya cuma tinggal dengan ayah, jadi saya tidak diizinkan oleh beliau untuk menetap di sana (di luar negeri)".
"Karena waktu itu saya tinggal satu-satunya di keluarga. Yang lain, seperti kakak saya, sudah tidak ada," ungkap Martunis.
Bagaimana reaksi Ronaldo setelah Martunis menolak tawarannya itu?
Baca Juga: Bintang Timnas U-19 Indonesia Witan Sulaeman Hilang Lagi, Radnik Surdulica Gigit Jari
Menurut Martunis, Ronaldo bersikap wajar dan memahami kondisi yang dialaminya.
"Ya mungkin dia (Ronaldo) berpikir wajar saja, ayah saya belum izinkan, karena saya tinggal satu-satunya di keluarga," kisah Martunis.
Itulah pilihan terbaik Martunis kala itu.
Namun, andai Martunis menerima tawaran Ronaldo berlatih di akademi Manchester United, mungkin sekarang Timnas Indonesia sudah memiliki bintang besar didikan Eropa.
Kurang lebih dalam tiga tahun terakhir, upaya untuk mendidik para pemain muda ke Eropa kembali bergairah.
Upaya itu difasilitasi Mola TV lewat program Garuda Select ke Inggris.
Produknya sudah mulai terlihat di Timnas U-19 Indonesia.
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar