"Saya seharusnya bangga menjadi orang berkulit hitam apapun alasannya dan saya merasa kami harus tetap berdiri," imbuh Zaha.
Pemain sayap berusia 28 tahun itu menilai bahwa sikap berlutut kini seakan hanya sebagai rutinitas belaka.
Baca Juga: Ini Rahasia Jamie Vardy Sebelum Pecahkan Rekor Ruud van Nistelrooy
Sikap berlutut itu juga dinilai oleh Zaha sebagai "isolasi" bagi para pemain kulit hitam.
"Kami selalu berusaha bahwa kami setara dengan yang lain, namun kami justru 'mengisolasi' kami sendiri dengan sikap seperti ini," tegas Zaha.
Selain itu, Zaha juga merasa bahwa sikap berlutut tidaklah cukup untuk bisa menghapus rasisme yang seakan sudah melekat.
"Entah kami berlutut atau tidak, beberapa di antara kami masih menerima serangan rasisme," ujar Zaha.
Zaha meminta adanya tindakan yang lebih luas dalam mengupayakan penghapusan rasisme.
Baca Juga: Liverpool Dinilai Tak Akan Juara Liga Champions karena Dua Pemain Ini
"Saya pikir kami harus mendorong adanya pendidikan yang lebih baik dan perusahaan media sosial untuk menindak tegas rasisme," imbuh Zaha.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Daily Star |
Komentar