Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Advertorial

Hadapi Pandemi Covid-19, Anak-anak Indonesia Tidak Baik-baik Saja

By Sheila Respati - Sabtu, 24 Juli 2021 | 14:51 WIB
Ilustrasi anak Indonesia di masa pandemi.
Shutterstock
Ilustrasi anak Indonesia di masa pandemi.

SUPERBALL.ID –  Pandemi Covid-19 memengaruhi kehidupan masyarakat, baik orang dewasa maupun anak-anak. Bertepatan dengan Hari Anak Nasional, Jumat (23/7/2021), Juru Bicara Penanganan Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro mengatakan, anak-anak Indonesia tidak baik-baik saja.

Dokter Reisa menyampaikan bahwa dari 80 juta anak di Indonesia, sebanyak 60 juta kehilangan kesempatan membuat memori indah di sekolah. Selain itu, tidak semua anak memiliki akses untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena keterbatasan fasilitas.

Di tengah pandemi, internet dan media sosial digunakan secara masif. Ironisnya, di dunia maya, anak-anak juga rentan terhadap aksi perundungan, kekerasan verbal, pelecehan, dan diskriminasi.

Beban mental yang berat juga mesti dialami anak ketika orang terdekat atau orangtuanya terpapar Covid-19.

Baca Juga: Anak-anak Indonesia di Garuda Select Sudah Ditunggu 3 Klub Inggris Setelah Berpesta Gol

“Tekanan dan beban mental saat menjalani pandemi pasti tidak mudah bagi anak-anak Indonesia. Hal yang paling membuat sedih, beberapa anak kehilangan orangtuanya yang menderita Covid-19 karena kondisi tidak bisa terselamatkan,” ujar dr Reisa.

Oleh sebab itu, dr Reisa mengajak untuk melindungi anak-anak Indonesia di masa pandemi dengan berbagai upaya, baik dari segi kesehatan maupun dukungan moral.

Anak Indonesia harus semakin kita lindungi di masa pandemi karena masa depan mereka adalah masa depan kita juga,” kata dr Reisa.

Pemerintah upayakan penurunan positivity rate

Pemerintah, kata dr Reisa, menggencarkan upaya testing, tracing, dan treatment (3T).  Adapun testing adalah langkah menguji seseorang positif atau negatif Covid-19. Dengan demikian, perawatan dapat segera dilakukan dan kemungkinan menulari orang lain lebih minim.

“Tidak semua orang memiliki kesehatan prima, misalnya orang lanjut usia yang sudah punya penyakit menahun, apabila tanpa sengaja tertular oleh orang yang membawa virus, bisa berakibat fatal,” ujar dr Reisa.

Sementara, tracing atau pelacakan orang yang memiliki kontak dekat dengan pasien terkonfirmasi positif juga dapat menjadi langkah untuk mempersempit sebaran virus.

Baca Juga: Jadi Kelompok Rentan di Masa Pandemi, Orangtua Perlu Lindungi Anak dan Remaja dengan Vaksin dan Prokes

Terakhir, dr Reisa menjelaskan, treatment atau perawatan, dilakukan setelah melakukan testing dan tracing untuk memutuskan apakah pasien dapat dirawat dengan siolasi mandiri atau harus dirawat di rumah sakit.

“Saat ini sudah ada hampir 1.000 rumah sakit rujukan Covid-19 di seluruh Indonesia dan tempat tidur untuk pasien Covid-19 di Indonesia saat ini sudah hampir 125.000. Upaya pemerintah ini semoga membuat pasien sembuh makin banyak, kemarin kasus sembuh kita 36.370, naik dari hari sebelumnya yang berjumlah 32.887,” kata dr Reisa.

Untuk melindungi anak-anak, orangtua dapat menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin. Dengan demikian, risiko kesehatan dan beban mental akibat terpapar Covid-19 pun dapat diminimalisasi. Selain itu, orangtua pun sebaiknya menghindarkan anak dari kegiatan yang membuat risiko terpapar Covid-19.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Sheila Respati

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA