Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Jadi Kandidat Kuat, Ini 3 Alasan Momok Timnas Indonesia Tak Akan Latih Thailand

By Dwi Aryo Prihadi - Jumat, 30 Juli 2021 | 18:22 WIB
Kiatisuk Senamuang saat melatih timnas Thailand.
FOX SPORTS ASIA
Kiatisuk Senamuang saat melatih timnas Thailand.

SUPERBALL.ID - Sosok yang menjadi momok Timnas Indonesia disebut-sebut sebagai kandidat kuat untuk menjadi pelatih baru Timnas Thailand.

Federasi Sepak Bola Thailand (FAT) secara resmi telah mengumumkan pemecatan Akira Nishino sebagai pelatih Thailand.

Nishino sejatinya memiliki catatan impresif ketika berhasil mengantarkan Jepang ke babak 16 besar Piala Dunia 2018.

Namun, ia justru tidak mampu berbuat banyak ketika dipercaya sebagai pelatih kepala Timnas Thailand.

 

 Baca Juga: Bukan Cuma karena Timnas Indonesia, Pelatih Thailand Juga Dipecat Gara-gara Gaptek

Timnas U-23 Thailand di bawah asuhannya harus tersingkir di babak penyisihan grup SEA Games 2019.

Pada kualifikasi Piala Dunia 2022, Thailand juga tersingkir dengan hanya mengumpulkan 9 poin dari 8 pertandingan.

Alhasil, catatan buruk tersebut membuatnya dipecat oleh FAT meski masih memiliki sisa kontrak enam bulan.

Pemecatan Nishino kemudian memunculkan tanda tanya besar terkait siapa yang akan menggantikannya.

Hingga saat ini, Thailand belum menemukan pelatih yang cocok sejak ditinggal Kiatisuk Senamuang pada 2017.

 Baca Juga: TC Timnas Indonesia Makin Dekat, Elkan Baggott Malah Makin Dipertanyakan

Sejak menjadi pelatih Thailand pada 2013, Kiatisuk sukses memenangkan Piala AFF dua kali, yakni 2014 dan 2016.

Nama Kiatisuk pun kembali menjadi kandidat kuat untuk menggantikan posisi Nishino di kursi pelatih Timnas Thailand.

Bahkan, bintang Thailand Chanathip Songkrasin secara blak-blakan menilai mantan bosnya itu adalah sosok yang tepat.

Akan tetapi, setidaknya ada tiga alasan yang membuat Kiatisuk sulit untuk kembali melatih Thailand.

Pertama, ia tidak memiliki hubungan yang baik dengan Presiden FAT Somyot Poompanmuang yang juga menjadi alasan ia didepak pada 2017.

 Baca Juga: Asnawi Gagal Penalti ketika Bela Ansan Greeners, Dibela Sang Pelatih

Dilansir SuperBall.id dari Lao Dong, itu mungkin akan menjadi penghalang terbesar bagi Kiatisuk untuk kembali.

Alasan kedua adalah Kiatisuk saat ini masih disibukkan dengan jabatan sebagai pelatih klub Vietnam Hoang Anh Gia Lai.

Ia masih terikat kontrak dengan Hoang Anh Gia Lai hingga akhir 2022 dan ia tampaknya akan berpegang pada kontraknya.

Alasan terakhir adalah menyangkut ego dari seorang Kiatisuk sendiri sebagai pelatih yang dianggap sukses.

Ia selama ini dianggap sebagai ambang batas tertinggi seorang pelatih sekelas Asia Tenggara.

Kembali ke Timnas Thailand akan menjadi tekanan besar baginya secara pribadi dengan ekspektasi yang lebih tinggi.

 Baca Juga: Terbentur Jadwal Liga, Thailand Berencana Ikuti Langkah Timnas Indonesia di Piala AFF

Apalagi, Kiatisuk adalah sosok yang cukup populer di kalangan pemain, penggemar, hingga media Thailand.

Pasalnya, ia telah memberikan kejayaan kepada Thailand sebagai pemain dan pelatih, sesuatu yang tak dimiliki pelatih Thailand lain.

Baik saat menjadi pemain maupun pelatih, Kiatisuk selalu menjadi momok bagi lawannya, khususnya bagi Timnas Indonesia.

Kiatisuk tercatat pernah mengubur mimpi Timnas Indonesia total sebanyak tiga kali di ajang Piala AFF.

Sebagai pemain, Kiatisuk pernah mengalahkan Timnas Indonesia di final Piala AFF dua kali beruntun pada 2000 dan 2002.

Kemudian, Thailand di bawah asuhannya lagi-lagi mengalahkan Timnas Indonesia di partai puncak Piala AFF 2016.

 Baca Juga: Shin Tae-yong Tak Kunjung Balik ke Indonesia karena Jadi Komentator Olimpiade 2020?

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh BolaSport.com (@bolasportcom)


Editor : Imadudin Adam
Sumber : Laodong.vn

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X