SUPERBALL.ID - Pelatih Barcelona, Ronald Koeman, mengaku dirinya perlahan meninggalkan gaya bermain khas klubnya yang identik dengan istilah "tiki-taka".
Pengakuan itu dibuat usai Barcelona hanya mampu memetik hasil imbang dari Granada dalam laga lanjutan Liga Spanyol.
Dalam laga yang digelar Selasa (21/9/2021) dini hari WIB itu, Barcelona menjamu Granada di Camp Nou.
Meski tampil di hadapan pendukungnya sendiri, Barcelona malah tertinggal melalui gol cepat Granada pada menit ke-2.
Gol tersebut bermula dari sepak pojok Escudero yang berhasil digagalkan oleh bek Barcelona.
Baca Juga: Dua Orang Seperti Mantan Penggawa Barcelona ini Bisa Dongkrak Ketajaman Trio MNM
Namun, bola justru kembali ke Escudero yang kemudian melepaskan umpan lambung dan berhasil dimanfaatkan menjadi gol oleh sundulan Domingos Duarte.
Usai tertinggal 0-1, Barcelona justru terlihat sangat kesulitan menghadapi permainan Granada yang bertahan.
Berkali-kali serangan tak kunjung membuahkan hasil manis.
Bukan hanya bertahan, Barcelona juga tampak frustrasi karena Granada terkesan mengulur-ulur waktu.
Barcelona akhirnya berhasil memecah kebuntuan jelang laga berakhir yakni pada menit ke-90 melalui Ronald Araujo.
Baca Juga: Wonderkid Barcelona Akhirnya Tumbang dan Alami Cedera, Ronald Koeman Pusing Tujuh Keliling
Araujo mencetak gol setelah memanfaatkan umpan silang lambung dari Gavi.
Kedudukan 1-1 itupun bertahan hingga laga berakhir.
Dengan hasil tersebut, Barcelona berada di peringkat ke-7 klasemen sementara Liga Spanyol dengan 8 poin dari 4 pertandingan.
Barcelona terpaut 5 angka dari puncak klasemen yang diduduki oleh rival abadinya, Real Madrid.
Sedangkan Granada berada di satu strip di atas zona degradasi yakni peringkat ke-17 klasemen dengan koleksi 3 poin dari 5 laga.
Baca Juga: Terlihat Lemas, Jordi Alba Ternyata Demam Tinggi dan Menceret tapi Dipaksa Main
Seusai laga, penampilan Barcelona mendapat sorotan dan kritik keras.
Di bawah asuhan Ronald Koeman, Barcelona kini dituding tak lagi mengandalkan taktik yang menjadi identitasnya yakni tiki-taka.
Tiki-taka memang menjadi identitas Barcelona yang mengandalkan penguasaan bola dengan umpan-umpan pendek.
Taktik tersebut memang membawa Barcelona naik daun ketika berada di bawah asuhan Pep Guardiola.
Baca Juga: Penampilan Terburuk dalam 17 Tahun Bikin Barca Malu di Camp Nou, Rindu Messi?
Selama menangani Barcelona, Guardiola sempat meraih sextuple atau 6 gelar sekaligus pada tahun 2009.
Enam gelar itu adalah Liga Spanyol, Copa del Rey, Piala Super Spanyol, Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub.
Selain itu, Guardiola juga berhasil memboyong 2 gelar Liga Spanyol, 1 Copa del Rey, 2 Piala Super Spanyol, 1 Liga Champions, 1 Piala Super Eropa, dan 1 Piala Dunia Antarklub.
Bukan hanya Barcelona taktik serupa juga menuntun Timnas Spanyol menuju era keemasan dengan menjuarai Piala Eropa 2008 dan 2012, serta Piala Dunia 2010.
Baca Juga: Wijnaldum Sebenarnya Lebih Pilih Barcelona ketimbang PSG, tapi...
Namun, alih-alih bermain dengan tiki-taka, Koeman lebih mengandalkan umpan jauh dan umpan silang dalam laga kontra Granada.
Menurut data yang dihimpun oleh Squawka, Barcelona mencatatkan 54 umpan silang dan hanya sekali yang membuahkan gol.
Barcelona attempted FIFTY-FOUR crosses vs. Granada, their most in a LaLiga game since attempting 55 against Málaga in November 2016.
They got an equaliser in the end. ???? pic.twitter.com/7vCVuALFIm
— Squawka Football (@Squawka) September 20, 2021
Dilansir SuperBall.id dari Daily Mail, Koeman beralasan bahwa materi pemain menjadi faktor utama dirinya tak lagi mengandalkan tiki-taka.
"Jika kalian lihat daftar skuad hari ini, apakah kalian benar-benar berpikir kami bisa bermain tiki-taka?" tutur Koeman.
Baca Juga: Gara-gara Suporter, Satu Pemain Barcelona Tangisnya Pecah di Ruang Ganti
Pelatih asal Belanda itu merasa bahwa timnya sudah tak lagi seperti dulu lagi.
"Barca saat ini bukanlah Barca delapan tahun lalu," ujar Koeman.
Koeman merasa timnya saat ini kurang sesuai untuk menerapkan gaya bermain tiki-taka.
"Kami bermain dengan cara Barca tapi kami tidak memiliki cukup kecepatan di sektor sayap," nilai Koeman.
"Karena kami punya (Philippe) Coutinho yang bermain menusuk dan (Yusuf) Demir yang tidak cukup cepat," tambah Koeman.
Baca Juga: Ucapan Sir Alex Ferguson tentang Ronaldo dan Messi Kini Terbukti Benar
Koeman pun merasa bahwa tidak adanya Ansu Fati dan Ousmane Dembele juga menjadi alasan dirinya tidak bisa bermain dengan cara tiki-taka.
"Ketika Ansu Fati dan (Ousmane) Dembele kembali, maka kami akan berbeda namun mereka sedang tidak bugar sehingga kami harus mencari alternatif," tekan Koeman.
Dengan hanya berhasil memetik hasil imbang di kandangnya sendiri, Koeman menuding ulah para pemain Granada yang terlalu mengulur-ulur waktu.
"Terlalu banyak waktu yang terbuang dengan hal-hal konyol, dengan 'cedera' yang ternyata tidak cedera," ucap Koeman.
"Wasit tidak harus menunggu hingga menit ke-88 untuk mengganjar wasit mereka (Granada) dengan kartu merah," tambah Koeman.
Baca Juga: Ngambek Saat Diganti, Legenda Sepak Bola Prancis ini Tidak Heran
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Daily Mail |
Komentar