Untuk mencegah persebaran hoaks lebih lanjut, Dedy pun mengajak masyarakat untuk sama-sama lebih cermat dan teliti dalam mengolah informasi. Hal itu dilakukan agar masyarakat tidak cepat termakan berita negatif yang mengandung hoaks.
“Pertama, berhati-hati jika membaca judul berita yang provokatif dan click bait agar mendorong kita membukanya. Jadi, harus dicurigai dulu dari judulnya,” kata Dedy.
Kedua, lanjut Dedy, cermati alamat situs yang menjadi sumber pemberitaan. Pasalnya, saat ini situs palsu yang memuat berita hoaks semakin merajalela.
Baca Juga: Rivaldo Sarankan Xavi Rekrut Tiga Pemain Baru untuk Barcelona
Oleh sebab itu, masyarakat diimbau untuk mengakses berita dan informasi dari situs yang kedibel. Misalnya saja, seperti situs resmi dari pemerintahan atau lembaga swasta yang terpercaya.
Ketiga, saat membaca sebuah informasi, periksa sumber pernyataan yang dimuat dalam berita tersebut. Dengan begitu, informasi yang disampaikan bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Periksa sumber pernyataan, apakah dari perwakilan pemerintahan, lembaga kredibel, atau para ahli, atau bukan," ujar Dedy.
Tips keempat, masyarakat diharapkan untuk mengikuti kanal-kanal pemberitaan dan media sosial institusi resmi yang kredibel. Dengan begitu, informasi yang mengandung hoaks dapat dihindari.
Terakhir, ketika menemukan foto atau video yang mencurigakan, masyarakat perlu memeriksa kembali kebenaran informasi yang dimuat. Selain itu, masyarakat juga bisa memeriksa melalui mesin pencarian agar dapat ditelusuri dari mana asal foto atau video tersebut.
Baca Juga: Vaksinasi Penuh 14 Hari Sebelum Keberangkatan Jadi Syarat Masuk Pendatang Asing
Editor | : | Sheila Respati |
Komentar