"Alasan utama untuk ini adalah bahwa 30 tahun sebelumnya Franz Beckenbauer menetapkan tolok ukur bagi sebagian besar tim di negara kita (Jerman) ketika dia menciptakan posisi libero yang bertugas sebagai sweeper," kata Rangnick kepada ESPN.
"Franz sendiri bahkan mengatakan pada pertengahan 90-an bahwa Anda tidak bisa bermain zone-marking dengan empat pemain belakang karena pemain Jerman tidak akan mengerti cara memainkannya."
"Saya bertanya pada diri sendiri, mengapa pemain Jerman harus kurang cerdas daripada pemain di Belgia, Spanyol, atau Belanda? Bagi saya itu sama sekali tidak logis," tambahnya.
Baca Juga: Paul Scholes Lontarkan Kritik Pedas pada Solskjaer dan Sebut Pemain Man United Tak Berguna
Dilansir SuperBall.id dari The Sun, pelatih yang dijuluki The Professor itu adalah pelopor filosofi 'Gegenpressing'.
Itu adalah gaya permainan di mana tim langsung menekan lawan setelah kehilangan bola yang banyak diadopsi banyak pelatih, termasuk Juergen Klopp.
Pelatih Liverpool itu bahkan pernah menyatakan bahwa Rangnick adalah salah satu yang terbaik jika bukan pelatih Jerman terbaik.
"Gegenpressing adalah gaya sepakbola yang sangat proaktif, mirip dengan cara Borussia Dortmund dan Liverpool bermain di bawah Klopp."
"Kami suka menekan tinggi dengan tekanan balik yang sangat intens. Ketika kami menguasai bola, kami tidak suka melakukan back pass," jelas Rangnick.
Baca Juga: Andai Jadi Pecat Solskjaer, Man United Bisa Tunjuk Pelatih yang Nyaris Gantikan Lampard di Chelsea
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Thesun.co.uk, BILD |
Komentar