SUPERBALL.ID - Asosiasi Pelatih Sepak Bola Malaysia (FCAM) membongkar kondisi Timnas Malaysia di Piala AFF, Timnas Indonesia tak perlu cemas.
Indonesia dan Malaysia telah menjadi rival bebuyutan sejak lama di berbagai cabang olahraga, terutama sepak bola.
Pada Piala AFF 2020, kedua negara kembali akan dipertemukan setelah tergabung dalam satu grup (Grup B) di fase grup.
Sebagai runner-up Piala AFF 2018, Timnas Malaysia disebut-sebut menjadi salah satu favorit di Piala AFF 2020.
Skuat asuhan Tan Cheng Hoe itu juga dianggap sebagai penantang Timnas Indonesia, yang berambisi mengakhiri paceklik gelar di Piala AFF.
Terlebih lagi, Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) mematok target minimal mencapai babak final.
Namun, Timnas Indonesia tak perlu cemas karena anggapan tersebut ternyata justru tidak dimiliki oleh fans Malaysia.
Hal itu diungkapkan oleh Presiden Asosiasi Pelatih Sepak Bola Malaysia (FCAM), B Satiananthan.
Satiananthan mengaku bahwa Timnas Malaysia selalu dianggap kurang berprestasi dan tidak pernah menjadi favorit dalam ajang apa pun.
Menurutnya, itulah alasan mengapa orang-orang kaget ketika Malaysia mampu memenangi Piala AFF 2010.
Baca Juga: Lawan Terberat Timnas Indonesia di Piala AFF Hadapi Hal Menakutkan
Saat itu, tim asuhan Rajagobal tampil sebagai juara usai mengalahkan Timnas Indonesia dengan skor agregat 4-2 di partai final.
"Sebelum ini, orang berbicara tentang Thailand (sebagai favorit), kemudian datang Vietnam, dan Singapura setelahnya."
“Tapi Malaysia tidak pernah menjadi favorit, baik itu di Piala AFF, King's Cup atau bahkan Piala Tiger."
"Itulah mengapa orang-orang terkejut ketika Malaysia menjuarai Piala AFF pada tahun 2010," ungkap Satiananthan.
Kendati demikian, Satiananthan merasa Malaysia mampu menjuarai Piala AFF di Singapura jika strateginya tepat.
Baca Juga: Janji Bantu Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia, Menpora Beri Syarat Utama
Termasuk keputusan pelatih Tan Cheng Hoe yang memberikan kesempatan 24 pemain pilihannya untuk membuktikan diri.
"Pesepak bola perlu diberi kesempatan," kata Satiananthan, sebagaimana dikutip SuperBall.id dari New Straits Times.
"Saya yakin Cheng Hoe sudah menyelesaikan pekerjaan rumahnya, berbicara dengan manajemen (tentang pemilihan pemain)."
"Itulah sebabnya dia menyusun timnya seperti itu."
"Ambil contoh Rizal Ghazali (Kedah), lihat di mana dia sekarang. Saya telah melihatnya mempertaruhkan statusnya sebagai salah satu bek kanan terbaik di negara ini, tetapi para pemain ini tidak diberi kesempatan. Segalanya bisa berubah," tambahnya.
Baca Juga: Timnas Indonesia Cuma Bisa Ambil 2 Pemain dari 1 Klub Liga 1, Malaysia Malah Didominasi 1 Klub
Komentar ini sekaligus sebagai pembelaan Satiananthan terhadap keputusan Cheng Hoe yang menuai kontroversi.
Pasalnya, Cheng Hoe tidak memanggil beberapa pemain yang tampil apik di kompetisi domestik seperti Liga Super Malaysia dan Piala Malaysia.
Beberapa di antaranya adalah Matthew Davies, La'Vere Corbin-Ong, Azam Azih, Syamer Kutty Abba, Brendan Gan, Arif Aiman Hanapi, dan Farizal Marlias.
Lebih lanjut, Satiananthan juga mendukung keputusan Cheng Hoe yang memanggil pemain veteran Aidil Zafuan.
Aidil merupakan salah satu dari tiga pemain jebolan skuat juara Piala AFF 2010 yang kembali dipanggil pada tahun ini.
Selain Aidil, ada pula Baddrol Bakhtiar dan Khairul Fahmi Che Mat.
Baca Juga: Lawan Timnas Indonesia di Piala AFF, Malaysia Tak Diperkuat 3 Pemain JDT Langganan Timnas
Keputusan Cheng Hoe untuk memanggil Aidil dikritik oleh penggemar lantaran ia tampil buruk saat Malaysia dihajar Yordania 0-4 dan Uzbekistan 1-5.
"Dia (Aidil) masih dianggap penting dan relevan. Tapi dia membutuhkan Shahrul Saad untuk mendukungnya juga. Tidak banyak pilihan (untuk posisi bek tengah)."
“Alih-alih mengkritik, kenapa tidak memberikan solusi? Jika Anda melihat bek kanan, Anda memiliki Quentin Cheng, yang senior adalah Rizal, dan mereka berdua melakukannya dengan baik di pertandingan persahabatan."
“Saya pikir Cheng Hoe tidak akan memanggil pemain secara tiba-tiba. Saya yakin mereka telah melalui banyak hal dan berdiskusi dengan para pemain."
Baca Juga: Menanti Timnas Indonesia ke Final Piala AFF, Dapatkan Tiket Nonton Gratisnya!
"Saya ingat ketika kami kalah dari Uni Emirat Arab (0-4) di Kualifikasi Piala Dunia pada bulan Juni, netizen mencibir Corbin-Ong dan Matthew."
"Maksud saya, jika Anda meminta netizen untuk menulis sebelas pertama mereka di atas kertas, akan ada 1.001 kombinasi yang berbeda."
“Apapun itu, target yang ditetapkan adalah untuk mencapai final, dan jika kami kalah, orang akan mengkritik pelatih terlebih dahulu."
"Tetapi seluruh tim, dari manajemen hingga manajer tim (Datuk Yusoff Mahadi) harus bertanggung jawab jika gagal," ucap Satiananthan menambahkan.
Baca Juga: Hancur Lebur di Level Asia, Vietnam Ingin Jadikan Timnas Indonesia Pelampiasan
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Nst.com.my |
Komentar