SUPERBALL.ID - Legenda Malaysia, Datuk James Selvaraj, mendesak Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) untuk tidak menganggap remeh kasus yang terjadi pada Marcus/Kevin.
Belum lama ini, dunia bulu tangkis dihebohkan dengan insiden langka yang terjadi di babak semifinal Indonesia Masters 2021.
Insiden tersebut terjadi dalam pertandingan antara Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi.
Pada akhir gim pertama, Marcus/Kevin membiarkan bola hasil servis Ong Yew Sin saat kedudukan 18-20 untuk keunggulan Malaysia.
Baca Juga: Hasil Indonesia Masters 2021 - Kalah dari Jepang, Marcus/Kevin Gagal Juara di Rumah Sendiri
Pada awalnya, hakim garis menyatakan bahwa servis dari Ong memang keluar dan skor berubah menjadi 19-20.
Akan tetapi, pasangan Malaysia seketika mengangkat tangan pertanda meminta challenge untuk ditinjau ulang.
Hasilnya, teknologi Hawk-Eye menunjukkan kok jatuh di dalam garis lapangan kurang lebih setengah diameter kok.
Ong/Teo pun mendapatkan satu poin tambahan sekaligus menutup gim pertama dengan kemenangan 21-18.
Padahal, tayangan ulang jelas-jelas menunjukkan bahwa kok hasil servis dari Ong jatuh sebelum garis.
Meski pada akhirnya Marcus/Kevin berhasil memenangi pertandingan, insiden tersebut terus menjadi perbincangan.
Beberapa pebulu tangkis pun menyampaikan rasa kecewa mereka melalui media sosial masing-masing.
Kebanyakan dari mereka merasa khawatir dan mulai kehilangan kepercayaan terhadap teknologi Hawk-Eye.
Di sisi lain, Hawk-Eye Innovations selaku pihak yang memfasilitasi teknologi tersebut telah menyampaikan permintaan maaf.
"Hawk-Eye mengakui bahwa keputusan yang diambil salah, dan mohon maaf untuk ini, terutama kepada Gideon, Sukamuljo, Ong dan Teo, serta BWF, atas dampak kesalahan pada pertandingan," tulis Hawk-Eye Innovations, dikutip SuperBall.id dari laman resmi BWF.
Baca Juga: Marcus/Kevin Meradang dan Tuding BWF Ngasal Meski Lolos ke Final Indonesia Masters 2021
Lebih lanjut, Hawk-Eye Innovations juga berjanji kejadian ini tidak akan terulang kembali di masa mendatang.
"Meskipun insiden seperti ini sangat jarang terjadi, kami menangani setiap masalah dengan sangat serius dan akan melakukan peninjauan penuh untuk memastikan bahwa ini tidak dapat terjadi lagi," lanjut pernyataan tersebut.
Meski begitu, legenda Malaysia, Datuk James Selvaraj, mendesak BWF untuk tidak menganggap remeh kesalahan tersebut.
Ia ingin segala bentuk aduan yang disampaikan oleh kalangan pebulu tangkis harus dipandang dengan serius.
Ia pun menyarankan BWF untuk mengevaluasi kembali penggunaan teknologi Hawk-Eye, yang sejatinya jarang menghasilkan keputusan salah.
Pasalnya ia khawatir kasus yang terjadi pada Marcus/Kevin akan membuat mental dan permainan para pebulu tangkis terganggu.
“BWF harus melihat tuduhan bahwa teknologi Hawk-Eye tidak dapat membuat keputusan yang akurat, karena sangat jarang teknologi membuat keputusan yang salah," kata Selvaraj dikutip SuperBall.id dari Sinar Harian Malaysia.
"Jika Hawk-Eye salah, BWF harus melakukan sesuatu karena ini adalah hal yang besar."
“Coba bayangkan jika pemain berusaha mendapatkan poin kritis tetapi ditolak oleh Hawk-Eye."
"Tentu mentalitas mereka akan terganggu dan akan mempengaruhi pertandingan berikutnya,” tambahnya.
Baca Juga: Tersingkir Cepat di Indonesia Masters 2021, Ginting Wajib Perbaiki Satu Masalah Ini
APA ITU HAWK-EYE?
Di dunia bulu tangkis saat ini, istilah "challenge" sudah tak asing lagi.
Itu adalah permintaan pemain yang tidak puas terhadap keputusan umpire (wasit) tentang masuk atau tidaknya shuttlecock pada area yang ditetapkan.
Tujuannya adalah agar permainan dapat lebih adil dengan meminimalisasi keputusan wasit yang kontroversial. Hal itu tak terlepas oleh teknologi yang digunakan, yaitu Hawk-Eye atau Mata Elang.
Jika hasil review Hawk-Eye sesuai dengan challenge-nya, maka disebut successful dan mendapat poin. Jika tidak, maka disebut unsuccessful dan kehilangan poin.
Kesempatan challenge sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan.
Definisi dan Sejarah
Hawk-Eye adalah sebuah sistem computer vision untuk melacak lintasan bola secara visual dan menampilkan berbagai kemungkinan besar secara statistik dalam sebuah video atau gambar 3 dimensi.
Representasi hasil lintasan pada layar disebut dengan shot spot. Teknologi Hawk-Eye mulai terkenal saat digunakan di olahraga tenis oleh International Tennis Federation (ITF) tahun 2006.
Cara Kerja Hawk-Eye
Teknologi Hawk-Eye memiliki dua prinsip kerja utama, yaitu pemrosesan optical 2D vision (menemukan pusat bola) dan triangulasi 3D (memodelkan perpindahan bola dari waktu ke waktu) yang disediakan oleh kamera video berkecepatan tinggi yang terletak di berbagai lokasi atau sudut area permainan.
Kemungkinan Hawk Eye melakukan kesalahan dengan rata-rata akurasi adalah 3,6 mm (milimeter). Biasanya, kamera yang digunakan sebanyak 8 sampai 12, yang beroperasi dengan frame rates sekitar 340 FPS (frame per second). Data yang diambil diproses dan disimpan dalam sistem kontrol pusat.
Aplikasi di Bulu Tangkis
Dalam bulu tangkis, Hawk-Eye resmi diperkenalkan pada turnamen India Super Series 2014.
Pada awal penggunaan, tingkat akurasi teknologi Hawk-Eye jauh dari harapan. Seiring berjalannya waktu, Hawk-Eye mengalami perbaikan untuk meningkatkan tingkat keakuratan, sehingga sampai saat ini telah digunakan dalam pertandingan penting seperti Olimpiade, BWF World Championship, dsb.
Sumber: Anakteknik.co.id
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | SinarHarian.com.my |
Komentar