SUPERBALL.ID - Kepala wasit Piala Afrika (AFCON) memberikan penjelasan mengapa wasit di laga timnas Tunisia vs timnas Mali meniup peluit akhir pertandingan lebih cepat hingga dua kali.
Pertandingan yang berlangsung pada Rabu (12/1/2021) itu menjadi kacau karena wasit Janny Sikazwe meniup peluat saat laga bahkan belum mencapai 90 menit.
Dia pertama kali melakukannya pada menit ke-85 sebelum menyadari kesalahannya.
Namun saat laga dilanjutkan kembali, ia meniup peluit lagi di menit ke-89.
Timnas Tunisia akhirnya mengamuk karena keputusan wasit itu karena mereka berharap bisa menyamakan kedudukan saat tertinggal 0-1 sepanjang pertandingan.
Pelatih Tunisia Mondher Kebaier bahkan masuk ke lapangan untuk melakukan protes ada Sikazwe yang dilindungi pihak keamanan.
Baca Juga: Bruno Fernandes Dinilai Beri Contoh Buruk ke Pemain Muda Man United, Ini Sebabnya
Mali kembali bermain di menit-menit tersisa, dengan hadirnya wasit baru, namun Tunisia tidak pernah kembali dari ruang ganti sehingga pertandingan berakhir 1-0.
Kepala wasit AFCON Essam Abdel-Fatah kemudian menjelaskan bahwa Sikazwe menderita heat stroke (kepanasan) dan dehidrasi yang sangat parah selama pertandingan.
Hal itulah yang membuat wasit asal Zambia itu menghentikan pertandingan lebih cepat.
Abdel-Fatah juga menambahkan bahwa Sikazwe dilarikan ke rumah sakit setelah berjuang dalam panas 34 derajat celcius.
Baca Juga: Makin Parah, Internal Manchester United Makin Kacau Akibat Pelatih
"Wasit menderita heat stroke dan dehidrasi yang sangat parah, yang membuatnya kehilangan fokus dan dibawa ke rumah sakit," kata Abdel-Fatah sebagaimana dikutip SuperBall.id dari SportBible.
“Itu menyebabkan dia mulai tidak kuat menahannya sejak menit ke-80 dan mengakhiri pertandingan di menit ke-85.”
“Dia kembali setelah arahan dari staf asisten dan kemudian kembali untuk menyelesaikan pertandingan di menit ke-89.”
"Ketika krisis terjadi dan ada keberatan serta kontrol hilang dalam pertandingan, wasit keempat bersedia untuk menyelesaikan pertandingan, tetapi salah satu dari kedua tim menolak," jelasnya.
Baca Juga: Tak Bisa Terima Man United Punya Mental Kerupuk, Cristiano Ronaldo: Kami Harus Berubah!
Pertandingan yang berlangsung di Limbe, Kamerun, itu penuh dengan insiden, termasuk dua penalti, kartu merah, dan banyak aksi VAR.
Tunisia v Mali
- VAR review for a penalty, given (pen missed)
- Ref blows for full-time on 85 minutes
- Play does restart
- Player sent off
- VAR tells the ref it's not a red
- Ref rejects the red review (it was never a red card)
- Ref blows for full time on 89.40Chaos!
— Dale Johnson (@DaleJohnsonESPN) January 12, 2022
Sikazwe sendiri sejatinya pernah diskors pada tahun 2018 karena tuduhan korupsi.
Larangan itu diberlakukan setelah pertandingan semi final Liga Champions Afrika antara Esperance dan Primeiro Agosto dan khususnya beberapa keputusan kontroversial.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Sportbible.com |
Komentar