SUPERBALL.ID - Apa rahasia di balik taktik serangan Real Madrid yang sukses membuat Barcelona ketar-ketir di semifinal Piala Super Spanyol 2021-2022?
Pep Guardiola dan Xavi Hernandez adalah dua pelatih yang sama-sama memiliki hasrat terhadap penguasaan bola.
Namun, keduanya kini telah dikalahkan oleh taktik serangan balik ala pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti.
Performa Real Madrid kontra Barcelona di semifinal Piala Super Spanyol 2021-2022 mengingatkan kita pada musim 2013-2014.
Baca Juga: Diklaim Mengejek Toni Kroos, Wonderkid Barcelona Hapus Postingannya
Saat itu, Real Madrid meraih kejayaan di Liga Champions di bawah asuhan Ancelotti dengan mengandalkan serangan balik.
Pada April 2014, Bayern Muenchen asuhan Guardiola dihajar Real Madrid di babak semifinal Liga Champions.
Real Madrid menyingkirkan Bayern Munich dengan skor agregat 5-0 berkat penerapan taktik serangan balik Ancelotti.
Guardiola kemudian dikritik oleh pers Jerman karena gagal menghentikan sesuatu yang telah ia prediksi sebelumnya.
"Real Madrid adalah tim yang sangat kuat, dan salah satu yang terbaik dalam serangan balik," kata Guardiola sebelum pertandingan.
Baca Juga: Cari Pemain Baru, Pep Guardiola Hubungi Pemain Real Madrid Ini Secara Personal
Tujuh tahun berselang, giliran Xavi yang merasakan betapa mengerikannya taktik serangan balik Ancelotti.
Beberapa wajah mungkin telah berubah, selain Luka Modric dan Karim Benzema, namun hasilnya tetap sama.
"Kami tahu apa yang bisa terjadi dalam transisi," kata Xavi setelah Barcelona takluk 2-3 dari Real Madrid.
"Para pemain di depan tahu bahwa mereka harus lebih berhati-hati dengan bola, dan mereka tidak melakukannya," tambahnya.
Lantas, apa rahasia yang membuat serangan balik Real Madrid ala Ancelotti begitu mengerikan?
Baca Juga: Barcelona Hapus Luuk De Jong dari List Jual, Kompatriotnya Jadi Tumbal
Perlu diketahui, 2 dari 3 gol Real Madrid di semifinal Piala Super Spanyol lalu berasal dari serangan balik.
Taktik ini dimulai dengan para pemain Los Blancos memberi tekanan lebih awal kepada pemain Barcelona.
Setelah sukses mencuri bola, mereka memanfaatkan kecepatan para bintang di lini depan untuk mencetak gol.
Gol pembuka yang dicetak oleh Vinicus Jr berawal dari situasi Karim Benzema sukses mencuri bola di tengah lapangan.
Dalam gol penentu kemenangan yang dicetak Federico Valverde, El Real bahkan menciptakan situasi 6 lawan 3 melalui serangan balik.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Peringatkan Pemain Muda Man United untuk Dengar Nasihatnya
Meski taktik ini terlihat sangat sederhana, namun kenyataannya tidak demikian.
Dalam bukunya "My Christmas Tree", Ancelotti mengatakan serangan balik adalah salah satu elemen dasar dalam filosofi sepak bola.
Namun, juru taktik asal Italia itu menegaskan bahwa taktik ini hanya efektif dengan gerakan kolektif yang benar.
"Tim saya biasanya dibangun untuk bermain dengan serangan balik, kita berbicara tentang serangan balik yang terorganisir."
“Cara itu memungkinkan kami untuk bertransisi secepat mungkin setelah kami mendapatkan bola, itu memberi kami keuntungan."
Baca Juga: Ditanya soal Perbedaan Xavi dan Koeman, Bintang Real Madrid: Saya Jarang Nonton Barcelona
"Ini adalah solusi yang hanya efektif dengan gerakan kolektif tertentu yang benar," ungkap Ancelotti.
Ancelotti pernah menegaskan bahwa ketika melakukan transisi, timnya harus menciptakan situasi unggul jumlah pemain.
Selain itu, Ancelotti juga menekankan pentingnya tim merasa nyaman secara taktik dan mental dengan ide tersebut.
Beruntung bagi Real Madrid, mereka memiliki pemain-pemain yang mampu mendukung taktik tersebut dengan baik.
Vinicus, Marco Asensio atau Rodrygo semuanya adalah striker yang cepat dan bagus dalam serangan balik.
Baca Juga: Ronaldo Ungkap Cerita Saat Pergi ke Klub Malam dengan Sebuah Penyamaran
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | Marca.com |
Komentar