SUPERBALL.ID - Bintang Timnas Thailand, Chanathip Songkrasin, menjalani debut yang kurang memuaskan bersama tim barunya, Kawasaki Frontale.
Chanathip Songkrasin direkrut oleh juara bertahan Liga Jepang itu usai tampil apik di Piala AFF 2020.
Chanathip merupakan salah satu pemain yang berkontibusi besar membawa Thailand tampil sebagai juara.
Chanathip juga menjadi momok bagi Timnas Indonesia dengan dua golnya di leg pertama final Piala AFF 2020.
Baca Juga: Lupakan Piala AFF U-23, Timnas Indonesia Wajib Waspadai Calon Pemain Vietnam di SEA Games 2021
Oleh sebab itu, tidak heran apabila pemain berusia 28 tahun itu menyabet dua penghargaan sekaligus di akhir turnamen.
Pemain berpostur 158 cm itu dinobatkan sebagai pemain terbaik sekaligus pencetak gol terbanyak (4 gol).
Ia pun mencatat sejarah sebagai satu-satunya pemain yang pernah meraih penghargaan pemain terbaik Piala AFF sebanyak 3 kali.
Chanathip kemudian pindah ke Kawasaki Frontale dari Consadole Sapporo dengan memecahkan rekor transfer Liga Jepang.
Pertandingan melawan Urawa Reds di Piala Super Jepang pada Sabtu (12/2/2022) menjadi laga debut Chanathip bersama Kawasaki Frontale.
Kapten Timnas Thailand itu langsung dipercaya tampil sejak menit awal pada pertandingan tersebut.
Ia bermain sebagai penyerang sayap kiri dalam skema 4-3-3 yang diterapkan oleh pelatih Kawasaki Frontale, Toru Oniki.
Baca Juga: Vietnam Ubah Aturan untuk Sepak Bola Putra di SEA Games 2021, Timnas Indonesia Ikut Kena Dampak
Namun, segalanya tidak berjalan baik bagi Chanathip yang justru tampil mengecewakan di laga tersebut.
Pemain berjuluk Messi Thailand itu tampil kurang memuaskan dan tidak membuat banyak kesan pada laga tersebut.
Pemain kelahiran 1993 itu kehilangan bola sebanyak 14 kali dan harus digantikan pada menit ke-77 oleh Yu Kobayashi.
Pada akhirnya, juara bertahan Liga Jepang harus takluk dari lawannya dengan skor 0-2.
Urawa Reds sudah membuka skor ketika laga baru berjalan tujuh menit lewat gol Ataru Esaka usai menerima umpan silang Hiroki Sakai.
Setelah gol tersebut, Urawa Reds memilih untuk bermain lebih bertahan.
Sebaliknya, Kawasaki Frontale banyak menguasai bola tetapi buruk dalam penyelesaian akhir.
Baca Juga: Ranking FIFA Didekati Timnas Indonesia, Malaysia Ditantang Thailand dan 5 Negara Lain untuk Uji Coba
Baru pada menit ke-20 mereka melakukan tembakan pertama dan itu pun masih melambung.
Sementara itu, Urawa Reds terbukti sangat berbahaya dengan mengandalkan serangan balik.
Meski begitu, mereka gagal menambah gol untuk memperlebar jarak dan skor 1-0 bertahan hingga turun minum.
Di babak kedua, Kawasaki Frontale melakukan perubahan taktik dengan memasukkan Marcinho untuk menggantikan Joao Schmidt.
Sementara Chananthip didorong ke tengah untuk bermain sebagai gelandang agar bisa bergerak lebih bebas.
Akan tetapi, perubahan tersebut tidak membuat banyak perbedaan hingga akhirnya Chanathip digantikan pada menit ke-77.
Baca Juga: Mundur dari Piala AFF U-23, Shin Tae-yong Berpotensi Raih Gelar Pertama di 2 Event Ini
Selain itu, Kawasaki Frontale juga melakukan dua pergantian pemain lagi dengan maksud untuk menyamakan kedudukan.
Namun, alih-alih mencetak gol, Kawasaki Frontale harus kebobolan gol kedua pada menit ke-81.
Esaka kembali menjadi mimpi buruk bagi kiper Jung Sung-ryong lewat gol keduanya melalui situasi serangan balik.
Skor 2-0 tetap bertahan hingga akhir pertandingan dan Urawa Reds pun menyabet trofi Piala Super Jepang kelima mereka.
Usai pertandingan, Chanathip hanya diberi 6,5 poin oleh Sofa Score (hanya lebih tinggi dari kiper Jung Sung-ryong, yang menerima 6,1 poin).
Selanjutnya, Chanathip dan rekan-rekan setimnya akan menghadapi pertandingan pembuka J-League 2022 melawan FC Tokyo.
Baca Juga: Agenda Lengkap Shin Tae-yong Bersama Timnas Indonesia Usai Mundur dari Piala AFF U-23
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Zingnews.vn |
Komentar