SUPERBALL.ID - Sebuah perusahaan lelang asal Inggris, Sotheby's, dikabarkan akan menjual barang peninggalan Diego Maradona.
Barang peninggalan tersebut adalah kaus yang dipakai Maradona saat melakoni pertandingan melawan Inggris di ajang Piala Dunia 1986.
Kaus ini disebut-sebut menjadi saksi bisu terciptanya gol tangan tuhan milik Maradona yang terkenal itu.
Maradona menciptakan gol kontroversial pada pertandingan perempat final Piala Dunia 1986 melawan Inggris.
Ia terlihat meninju bola ke arah gawang Inggris menggunakan tangan kirinya.
Gol tersebut sempat mendapatkan protes dari para pemain Inggris pada saat itu.
Namun wasit yang memimpin jalannya pertandingan sama sekali tidak menggubris protes pemain Inggris dan tetap mengesahkan gol itu.
Gol kontroversial tersebut juga mengantarkan Argentina melaju hingga ke babak selanjutnya.
Kini kaus yang dipakai oleh Maradona di pertandingan itu pun siap dilelang untuk pertama kalinya sepanjang sejarah.
Sosok yang menginisiasikan lelang ini adalah mantan pemain Timnas Inggris saat itu, Steve Hodge.
Hodge dikabarkan sempat bertukar kaus dengan Maradona di lorong Stadion ketika pertandingan berakhir.
Kaus ini dikabarkan akan terjual lebih dari 4 juta Pounsterling atau setara dengan 75 miliar Rupiah.
Namun pelelangan kaus ini tak berjalan dengan mulus.
Baca Juga: Xavi Hernandez Temukan Kesalahan Fatal dalam Patung Diego Maradona di Markas Napoli
Dalma Maradona, yang merupakan anak sang legenda Argentina tersebut mengklaim kaus yang akan dilelang adalah palsu.
Menurut Dalma kaus yang akan dilelang dengan nilai 75 miliar Rupiah itu bukanlah yang dipakai Maradona saat mencetak gol tangan tuhan.
Dalma mengatakan bahwa Hodge hanya mendapatkan kaus yang dipakai Maradona saat bermain di babak pertama.
Seperti yang diketahui banyak orang, gol tangan tuhan tersebut terjadi pada babak kedua laga tersebut.
Ia mengatakan bahwa kaus yang asli tidaklah diberikan kepada Hodge, melainkan orang lain.
Namun Dalma tidak ingin memberi tahu siapa orang yang memiliki kaus bersejarah milik ayahnya itu.
"Bukan yang itu. Saya tidak ingin mengatakan siapa yang memilikinya karena itu gila," ucap Dalma, sebagaimana yang dikutip SuperBall.id melalui Malaymail.
"Dia (Diego Maradona) berkata, 'Bagaimana saya akan memberinya (Hodge) baju yang berarti di hidup saya?'."
"Mantan pemain ini mengira dia memiliki jersey babak kedua ayah saya, tetapi itu salah. Dia memiliki satu dari babak pertama," tambahnya.
Baca Juga: Diego Maradona Ternyata Dimakamkan Tanpa Jantungnya
Hal ini dilakukan Dalma agar orang yang membeli kaus yang dilelang itu mengetahui kondisi asli barang tersebut.
"Kami ingin mengklarifikasi itu agar orang yang ingin membelinya tahu yang sebenarnya," ucap Dalma.
Pihak Sotheby's pun membantah klaim yang dilontarkan Dalma itu.
Mereka mengatakan bahwa sudah melakukan penelitian terlebih dahulu sebelum melelang kaus tersebut.
Perusahaan lelang itu pun mengakui adanya perbedaan kaus yang dipakai Maradona saat bermain di babak pertama dan kedua.
Namun mereka bisa mempertanggungjawabkan keaslian kaus yang dilelang saat ini.
"Memang ada baju yang berbeda yang dikenakan oleh Maradona di babak pertama."
"Tetapi ada perbedaan yang jelas antara itu dan apa yang dikenakan selama gol."
"Jadi, sebelum menjual kaus ini, kami melakukan penelitian ilmiah yang ekstensif pada item tersebut."
"Hal itu dilakukan guna memastikan itu adalah kaus yang dikenakan Maradona di babak kedua untuk dua gol," jelas pihak Sotheby's.
Baca Juga: Lampaui Maradona, Dries Mertens Jadi Top Scorer Sepanjang Masa Napoli
Selain itu pihak Sotheby's juga mengatakan bahwa Maradona sendiri yang mengakui kaus itu diberikannya kepada Hodge.
Hal tersebut bisa dibuktikan pada otobiografi milik Maradona dengan judul "Touched by God: How We Won the Mexico '86 World Cup" yang dirilis pada tahun 2016 lalu.
Setelah semua pertimbangan yang sudah dilakukan, kaus ini pun siap dilelang pada 20 April hingga 4 Mei 2022 mendatang.
Pihak Sotheby's akan melakukan lelang ini secara online saja.
View this post on Instagram
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | malaymail.com |
Komentar