Menurutnya, momen yang menjadi kunci kemenangan adalah saat berhasil comeback dan memenangi gim pertama.
Pada gim pertama, Pramudya/Yeremia memang sempat tertinggal 13-17 sebelum menyamakan kedudukan 18-18 dan menang 23-21.
Sementara pada gim kedua, Pramudya menyadari bahwa Aaron/Soh mulai goyah dan momen tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik.
"Menang di gim pertama menjadi kunci kami bisa mengalahkan mereka. Di gim kedua, kami mencoba menekan terus dan mereka sepertinya goyah," lanjut Pramudya.
Baca Juga: Bungkam Andalan Malaysia, Pramudya/Yeremia Akhiri Puasa Gelar 13 Tahun Ganda Putra Indonesia
Sedangkan Yeremia mengatakan, "Pastinya kami mau tampil semaksimal mungkin, ngotot, dan tidak mau kalah."
Sementara itu, ini sekaligus menjadi gelar pertama Indonesia di ganda putra dalam 13 tahun terakhir pada ajang tersebut.
Terakhir kali ganda putra Indonesia menjadi juara di Kejuaraan Asia adalah pada edisi 2009 di Suwon, Korea Selatan.
Kala itu, satu-satunya medali emas Indonesia dipersembahkan oleh pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan.
Markis Kido/Hendra Setiawan berdiri di podium tertinggi usai menekuk Ko Sung-hyun/Yoo Yeon-seong 21-18 dan 26-24.
Pada Kejuaraan Asia 2022, Indonesia membawa pulang satu gelar juara dan satu runner-up.
Medali perak diraih oleh Jonatan Christie di sektor tunggal putra usai takluk dari wakil Malaysia, Lee Zii Jia.
Baca Juga: Rebut Tiket Final Kejuaraan Asia 2022, Jonatan Christie Akui Sempat Waspadai Juniornya
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Dwi Aryo Prihadi |
Sumber | : | Kompas.com |
Komentar