SUPERBALL.ID - Untuk pertama kalinya dalam sejarah, laga final Liga Europa dua musim berturut-turut diselesaikan melalui babak adu penalti.
Musim lalu, Villarreal mengalahkan Manchester United 11-10 dalam babak adu penalti di Stadion Energa Gdansk, Polandia.
Pada musim ini, giliran Eintracht Frankfurt yang menaklukkan Glasgow Rangers 5-4 di Stadion Sanchez Pizjuan, Sevilla, Spanyol.
Pertandingan harus diakhiri dengan babak adu penalti setelah kedua tim bermain imbang 1-1 selama 120 menit.
Baca Juga: Juergen Klopp Jamin Tak Ada Bantuan Steven Gerrard dalam Perburuan Juara Liga Inggris
Rangers unggul lebih dulu pada menit ke-57 lewat gol Joe Aribo sebelum disamakan oleh gol Rafael Borre pada menit ke-69.
Pada menit ke-117, pelatih Rangers Giovanni van Bronckhorst memasukkan Aaron Ramsey untuk menggantikan Fashion Sakala.
Gelandang pinjaman dari Juventus itu kemudian menjadi eksekutor keempat Rangers pada babak adu penalti.
Akan tetapi, mantan pemain Arsenal itu harus menerima kenyataan menjadi satu-satunya penandang yang gagal.
Alhasil, Frankfurt menang 5-4 dan memenangi gelar Liga Europa (dulu Piala UEFA) kedua mereka setelah 1980.
Usai pertandingan, John Lundstram menjelaskan betapa patah hatinya Ramsey setelah menjadi penyebab timnya gagal juara.
"Ini adalah lotre, siapa pun bisa melewatkannya," kata Lundstram, dikutip SuperBall.id dari Metro.
“Itu bisa saja salah satu dari kita di lapangan dan sayangnya itu dia. Dia benar-benar patah hati," tambahnya.
Sementara itu, Van Bronckhorst berbagi tentang suasana di ruang ganti timnya setelah kekalahan menyakitkan tersebut.
“Ini sangat buruk, Anda bisa melihatnya setelah pertandingan," ungkap Van Bronckhorst.
Baca Juga: Man United Bidik Striker yang Jadi Incaran Bayern Muenchen untuk Gantikan Lewandowski
“Tidak pernah menyenangkan untuk kalah dan semua orang terluka, kecewa, Anda bisa merasakannya di ruang ganti."
"Saya pikir itu juga normal sesaat setelah pertandingan," tambahnya.
Lebih lanjut, pelatih berdarah Indonesia itu membela Ramsey dengan mengatakan bahwa gagal penalti adalah hal biasa.
Terlebih pemain asal Wales itu telah berani mengambil tanggung jawab sebagai eksekutor meski baru bermain selama tiga menit.
"Aaron tentu saja kecewa. Tapi dia mengambil tanggung jawab untuk mengambil penalti," ucap Van Bronckhorst.
"Anda bisa melakukannya atau Anda bisa melewatkannya. Sayangnya bagi kami dia tidak berhasil."
Van Bronckhorst menambahkan, “Saya pikir kami juga mempersiapkan diri dengan baik untuk adu penalti."
"Dalam tendangan penalti beberapa pemain merasa nyaman mengambil penalti."
"Kami memiliki beberapa yang nyaman mengambil penalti dan yang lain tidak ingin mengambilnya."
“Kami harus menyesuaikannya karena pergantian. Borna Barisic harus keluar dan dia salah satu penendang penalti pertama."
Baca Juga: Sassuolo Beri Peringatan kepada AC Milan Jelang Laga Penentuan Scudetto
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | Metro.co.uk |
Komentar