Alhasil, Frankfurt menang 5-4 dan memenangi gelar Liga Europa (dulu Piala UEFA) kedua mereka setelah 1980.
Usai pertandingan, John Lundstram menjelaskan betapa patah hatinya Ramsey setelah menjadi penyebab timnya gagal juara.
"Ini adalah lotre, siapa pun bisa melewatkannya," kata Lundstram, dikutip SuperBall.id dari Metro.
“Itu bisa saja salah satu dari kita di lapangan dan sayangnya itu dia. Dia benar-benar patah hati," tambahnya.
Sementara itu, Van Bronckhorst berbagi tentang suasana di ruang ganti timnya setelah kekalahan menyakitkan tersebut.
“Ini sangat buruk, Anda bisa melihatnya setelah pertandingan," ungkap Van Bronckhorst.
Baca Juga: Man United Bidik Striker yang Jadi Incaran Bayern Muenchen untuk Gantikan Lewandowski
“Tidak pernah menyenangkan untuk kalah dan semua orang terluka, kecewa, Anda bisa merasakannya di ruang ganti."
"Saya pikir itu juga normal sesaat setelah pertandingan," tambahnya.
Lebih lanjut, pelatih berdarah Indonesia itu membela Ramsey dengan mengatakan bahwa gagal penalti adalah hal biasa.
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | Metro.co.uk |
Komentar