Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Ketum PSSI Didesak Mundur dan Tidak Cuci Tangan dalam Tragedi Kanjuruhan, Ini Respons Menpora

By Wibbiassiddi - Senin, 10 Oktober 2022 | 16:03 WIB
Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris saat memberikan keterangan kepada wartawan di kantor Arema FC Jal
OVAN SETIAWAN/BOLASPORT.COM
Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris saat memberikan keterangan kepada wartawan di kantor Arema FC Jal

SUPERBALL.ID - Selepas tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022), banyak masyarakat yang mendesak agar Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, mundur dari jabatannya.

Tidak hanya masyarakat, panitia pelaksana (panpel) saat pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya juga ingin Mochamad Iriawan mundur.

Menurut Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris, seharusnya pengurus PSSI menjadi orang pertama yang bertanggung jawab dalam tragedi Kanjuruhan.

"Kalau saya dijadikan tersangka, saya menerima," ujar Abdul Haris dikutip SuperBall.id dari SuryaMalang.com pada Jumat (7/10/2022).

Baca Juga: Ketua Tim TGIPF Buka Suara Terkait Jadwal Kick-off Liga 1 Indonesia

"Tapi jangan ketika sukses pertandingan seluruh Indonesia-lah ketuanya (PSSI), tapi ketika ada kegagalan dilimpahkan kepada ketua Panpel."

Sebagai informasi, Abdul Haris sudah ditetapkan sebagai tersangka dan dihukum dengan tidak boleh hadir di sepak bola Indonesia seumur hidupnya.

Abdul Haris menerima hukumannya, tetapi dia meminta PSSI tidak cuci tangan terhadap tragedi Kanjuruhan.

"Saya sangat respek pada otoritas dan operator pertandingan bola di Indonesia."

"Jangan berlindung di balik regulasi, bapak-bapak lepas cuci tangan," tambahnya.

"Saya disanksi seumur hidup tidak masalah."

"Tapi perlu diketahui, verifikasi dari PSSI tolong juga dipertanyakan hingga pertandingan itu bisa berjalan."

Baca Juga: Evaluasi Besar-besaran Wajib Dilakukan, Pengamat Sepak Bola Indonesia Soroti Beberapa Hal Penting

Menanggapi hal tersebut, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali tidak bisa berbuat apa-apa.

Pasalnya pemerintah akan lebih berhati-hati agar tidak terkena sanksi FIFA karena intervensi pada PSSI.

"Pemerintah dalam posisi yang tidak mungkin melakukan intervensi," ujar Zainudin Amali.

"Kan kami sudah punya pengalaman disanksi FIFA, saya tidak mau itu terulang lagi."

Tetapi Zainudin Amali menegaskan pihaknya akan menyampaikan desakan masyarakat tersebut pada pemerintah.

Saat ini Pemerintah dan FIFA sudah mulai melakukan kerja sama untuk pemulihan sepak bola Indonesia.

Ketika FIFA berkantor di Indonesia dan sudah membentuk tim Transformasi Sepak Bola Indonesia, kemungkinan permintaan masyarakat tersebut bisa ditindaklanjuti.

"Saya akan sampaikan hal itu, tapi semua kembali kepada PSSI bagaimana menyikapinya."

Baca Juga: Timnas U-17 Indonesia Dibubarkan, Bagaimana Nasib Bima Sakti?

"FIFA sudah bersurat ke Bapak Presiden, jadi kami dalam posisi menunggu."

Sementara PSSI seolah tidak mendengar desakan masyarakat, Mochamad Iriawan mengatakan bersedia membantu jika dilibatkan oleh Pemerintah dan FIFA.

Bahkan PSSI akan langsung bekerja sesuai arahan FIFA untuk memastikan kompetisi Liga Indonesia menjadi lebih baik lagi.

Salah satu yang menjadi perhatian FIFA adalah jam pertandingan malam hari.

Menurut FIFA, pertandingan malam hari berisiko menimbulkan kericuhan.

PSSI langsung melakukan kajian ulang terkait jam malam, padahal sebelumnya banyak suporter yang mengeluhkan pertandingan malam hari.

"Tentu setelah bertemu dengan FIFA dan Pemerintah, PSSI akan langsung bekerja,” ujar Mochamad Iriawan.

“Arahan Presiden soal stadion yang tidak layak untuk menggelar kompetisi juga menjadi atensi kami.”

Baca Juga: Soal Pengganti Ideal Shin Tae-yong di SEA Games 2023, Bima Sakti Sarankan Sosok Ini

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom)


Editor : Ragil Darmawan
Sumber : SuperBall.id

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X