Diperkirakan penggunaan adu penalti akan mengurangi risiko kolusi.
Namun, adu penalti pasca-pertandingan masih akan berisiko jika hasil yang paling sesuai untuk kedua tim diketahui.
Oleh sebab itu, FIFA sedang mempertimbangkan untuk melakukan adu penalti sebelum pertandingan.
Baca Juga: Piala Dunia 2022 - 10 Tim Pastikan Tiket 16 Besar, Ini Skenario Lolos Tim-tim Tersisa di Grup E-H
Sejak 1986, FIFA telah menjadwalkan pertandingan terakhir penyisihan grup di Piala Dunia pada waktu yang sama untuk mengurangi kemungkinan terjadi kecurangan.
Perubahan itu diperkenalkan setelah "Aib Gijon" pada tahun 1982, ketika kemenangan 1-0 untuk Jerman Barat melawan Austria membuat kedua tim lolos dengan mengorbankan Aljazair
Padahal, saat itu Aljazair telah mengalahkan Chile sebelum pertandingan Jerman Barat melawan Austria dimulai.
Marco van Basten, kepala pejabat FIFA untuk pengembangan teknis, mengatakan pada Januari 2017 bahwa adu penalti dapat diperkenalkan untuk menentukan hasil seri selama babak penyisihan grup.
"Adu penalti memang bisa menjadi pilihan untuk turnamen dengan tiga grup di mana Anda bermain melawan dua lawan," kata Van Basten kepada Sport Bild.
“Itu bisa menjadi sangat ketat."
"Jika satu tim misalnya bermain imbang 0-0 di satu pertandingan dan memenangkan pertandingan lainnya 1-0, ada risiko tinggi bahwa ketiga tim memiliki poin dan gol yang sama pada akhirnya,” tambahnya.
Baca Juga: Piala Dunia 2022 - Eks Pelatih AC Milan Ungkap Sisi Positif Aturan Baru Terkait Pergantian Pemain
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Dwi Aryo Prihadi |
Sumber | : | Theathletic.com |
Komentar