SUPERBALL.ID - Penampilan luar biasa Timnas Kamboja di Piala AFF 2022 tidak terlepas dari peran besar pelatih Keisuke Honda. Seperti apa kisahnya?
Piala AFF 2022 bisa dibilang menjadi edisi terbaik bagi Timnas Kamboja sepanjang keikutsertaan mereka di turnamen.
Datang sebagai tim non-unggulan, Kamboja kini hanya tinggal selangkah lagi lolos ke semifinal untuk kali pertama dalam sejarah.
The Angkor Warriors menjadi salah satu dari tiga tim di Grup A yang masih berpeluang lolos ke babak semifinal.
Dua tim lainnya adalah juara bertahan Timnas Thailand dan runner-up edisi terakhir Timnas Indonesia.
Namun, tantangan berat telah menanti Kamboja pada laga penentuan dengan Thailand akan menjadi lawan mereka.
Hanya kemenangan yang akan membawa mereka lolos dari fase grup untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Di atas kertas, tim tuan rumah jelas jauh lebih diunggulkan daripada Kamboja pada laga yang digelar pada 2 Januari mendatang.
Akan tetapi, bukan tidak mungkin Kamboja akan memberikan kejutan jika melihat performa mereka sejauh ini.
Terlepas dari hasil kontra Thailand, perjalanan Kamboja di Piala AFF 2022 akan terukir dalam sejarah sepak bola mereka.
Penampilan luar bisa yang ditunjukkan oleh Kamboja tentu tidak lepas dari peran sang pelatih, Keisuke Honda.
Sebagai pemain, mantan penggawa Timnas Jepang itu telah memperkuat banyak klub, mulai dari raksasa Italia hingga tim semenjana di Eropa.
Namun, mungkin keputusan kariernya yang paling aneh adalah ketika ia setuju untuk mengelola Timnas Kamboja pada 2018.
Baca Juga: Perjalanan Timnas Kamboja di Piala AFF 2022, The Angkor Warriors Selangkah Lagi Menuju Sejarah
Apalagi saat itu ia masih bermain untuk klub Australia, Melbourne Victory.
Setelah mengambil peran tersebut, Honda bertekad untuk membantu Kamboja memiliki gaya permainan yang jelas.
“Saya ingin membantu Kamboja untuk memiliki satu gaya permainan yang jelas dan mempromosikan negara tersebut ke dunia luar,” katanya.
Awalnya, banyak orang Kamboja yang menilai keputusan Honda hanyalah bagian dari aksi untuk mendongkrak popularitas.
Pengamat semakin dibuat skeptis ketika Honda pindah klub tidak kurang dari 4 kali sebagai pemain saat melatih Kamboja dan tidak ada yang membawanya lebih dekat ke tim yang dia latih.
Para kritikus juga mempertanyakan apakah Honda dapat memberikan waktu dan tenaga untuk kemajuan Kamboja sambil mengejar karier bermainnya.
Sebaliknya, ia telah diberi banyak waktu untuk mengerjakan tugasnya di tim.
Tugas pertamanya sebagai pelatih adalah Piala AFF 2018 dan hasilnya tidak jauh beda seperti edisi-edisi sebelumnya.
Baca Juga: 5 Penyerang Timnas Indonesia Pencetak Gol Terbanyak di Piala AFF, Tidak ada Pemain Naturalisasi
Kamboja mengumpulkan tiga poin berkat kemenangan 3-1 atas tim juru kunci Laos.
Dua tahun berikutnya hasil tidak berbeda diraih ketika satu-satunya kemenangan Kamboja datang saat menekuk Laos 3-0.
Bedanya, skuad Kamboja pada 2020 menampilkan 12 pemain muda di bawah 21 tahun dan hanya menyisakan lima pemain dari edisi 2018.
Buah dari eksperimennya tersebut kini mulai terlihat pada edisi 2022 melalui performa apik Sieng Chanthea dkk.
Bukan hanya taktik di dalam lapangan, Honda juga memberikan pengaruhnya terhadap pemain dari sisi lain.
“Saya telah banyak berubah sejak dia datang,” jelas Chanthea, dalam sebuah wawancara untuk saluran YouTube Keisuke Honda.
“Sebelumnya, saya tidak tahu apa artinya menjadi seorang profesional."
"Tapi sejak dia mulai melatih Kamboja, kami belajar bagaimana berlatih dan hidup sebagai pemain profesional,” tambahnya.
Baca Juga: Jelang Lawan Filipina, Shin Tae-yong: Tak Usah Khawatir, Timnas Indonesia Pasti Menang
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Dwi Aryo Prihadi |
Sumber | : | Main Stand |
Komentar