SUPERBALL.ID - Sebelum menyandang status Wakil Ketua Umum (Waketum) PSSI, langkah Ratu Tisha sempat diwarnai drama tiga babak dengan indikasi kecurangan perhitungan suara.
Nama Ratu Tisha menjadi perbincangan hangat dalam Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang digelar pada Kamis (16/2/2023) di Hotel Shangri-La, Jakarta.
Sosoknya kembali setelah lama meninggalkan dunia sepak bola Indonesia, sejak terakhir kali mengundurkan diri dari jabatan Sekretaris Jenderal di era Mochamad Iriawan.
Kembalinya Ratu Tisha disambut sangat positif, bahkan keputusannya mencalonkan diri sebagai Waketum PSSI periode ini berbuah manis meski sempat diwarnai drama.
Setidaknya terdapat sejumlah fakta menarik yang mengiringi langkah Ratu Tisha menuju kursi PSSI 2, lantas apa saja? Berikut di antaranya.
Baca Juga: Pernah Mengalahkan Bali United, Coach Teco Waspadai Pemain Anyar Persebaya
Dugaan Kecurangan
Perhitungan suara pertama untuk Waketum PSSI sebelumnya dimenangi Zainudin Amali selaku Menpora, disusul Yunus Nusi di tempat kedua dan Ratu Tisha ketiga.
Akan tetapi, hasil perhitungan itu menimbulkan tanya bagi para voters yang merasa suara untuk Ratu Tisha banyak yang hilang.
Sempat terjadi kericuhan sebelum akhirnya prosesi perhitungan suara diulang dan hasilnya, Ratu Tisha menempati urutan pertama disusul Yunus Nusi dan Menpora justru menempati peringkat ketiga.
Mundurnya Yunus Nusi
Baca Juga: Usai Terapkan Aturan Licik di SEA Games 2023, Kamboja Diguyur Rp 121 Miliar oleh FIFA
Yunus Nusi sebenarnya terpilih menjadi Waketum 2 PSSI, namun jabatan itu diletakkan bahkan belum satu jam ia mendapatkannya.
Sempat menjadi tanda tanya besar mengapa Yunus memilih demikian, hingga akhirnya ia bersuara dan mengaku menghormati Menpora.
Menurutnya, Menpora lebih layak mendapatkan kursi PSSI 2, Zainudin Amali dinilai telah banyak memberi yang terbaik untuk sepak bola dan olahraga Indonesia.
Exco Baru Wajah Lama
Baca Juga: Kalah dari Bhayangkara FC, Thomas Doll Kecewa dan Nilai Persija Hanya Bermain Bagus di Kandang
Salah satu harapan KLB PSSI di tahun ini adalah lenyapnya para Exco lama yang dinilai tidak berpengaruh besar dalam perkembangan sepak bola Tanah Air.
Namun hasil dari perhitungan suara untuk Exco dalam KLB tersebut terbilang mencengangkan, meski berstatus baru wajah-wajah lama masih mendominasi Exco.
Enam orang yang di antaranya wajah lama, termasuk Ahmad Riyadh, Juni Rachman, Vivin Cahyani, Endri Erawan, Pieter Tanuri dan Hasnuryadi.
Hanya dua Exco lama yang gugur, yakni Dirk Soplanit dan Hasani Abdulgani, nama terakhir memiliki jasa luar biasa terhadap naturalisasi Jordi Amat, Sandy Walsh dan Shayne Pattynama.
Duo Menteri di PSSI
Menteri BUMN saat ini mengisi pos Ketum PSSI, dengan Menpora sebagai salah satu wakilnya, tentu merupakan fenomena langka.
Jika sebelumnya banyak nama-nama dari kalangan TNI, Polisi maupun elemen pertahanan negara lain yang sering mendominasi PSSI.
Kini dua sosok dengan background gado-gado akan memimpin PSSI merubah dunia sepak bola Indonesia dalam tempo lima tahun.
Baca Juga: Ogah Kalah Lagi dari Timnas Indonesia, Malaysia Pastikan Bawa Skuad Terbaik di SEA Games 2023
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | SuperBall.id |
Komentar