SUPERBALL.ID - Pelatih Timnas U-20 Suriah, Mark Wotte, meyakini kesuksesan di Piala Asia U-20 2023 bisa mengobati kesedihan masyarakat Suriah usai dilanda gempa.
Timnas U-20 Suriah bakal mengawali perjuangan di Piala Asia U-20 2023 dengan menghadapi tuan rumah Uzbekistan.
Kedua negara tersebut tergabung di Grup A bersama Timnas U-20 Indonesia dan Timnas U-20 Irak.
Pertandingan Uzbekistan versus Suriah bakal berlangsung di Stadion Bunyodkor, Rabu (1/3/2023).
Baca Juga: Piala Asia U-20 2023 - Pelatih Australia Ingin Matikan Permainan Timnas U-20 Vietnam
Suriah menghadapi Piala Asia U-20 2023 dengan diselimuti rasa duka setelah bencana gempa bumi melanda negara tersebut.
Diperkirakan ada sekitar 5.800 warga Suriah yang meninggal dunia akibat gempa berkekuatan magnitudo 7,4 itu.
Saat gempat tersebut terjadi, para pemain Timnas U-20 Suriah baru kembali dari pemusatan latihan di Dubai, Uni Emirat Arab.
Pelatih Suriah Mark Wotte kemudian melepas para pemainnya untuk menghabiskan waktu bersama keluarga mereka.
Kini, pelatih asal Belanda itu berharap bisa membawa sedikit kegembiraan bagi rakyat Suriah melalui Piala Asia U-20 2023.
"Kami senang berada di sini. Sudah lama Suriah tidak mengikuti turnamen ini," kata Wotte, dikutip SuperBall.id dari laman AFC.
"Tentu saja, 10-12 tahun terakhir tidak mudah, generasi ini tumbuh di masa-masa sulit dan tidak mudah dengan gempa."
"Kami baru saja kembali dari Dubai lalu gempa bumi melanda bagian utara Suriah."
"Jadi kami memberi anak-anak itu lima hari libur untuk tinggal dan mengamankan keluarga mereka."
"Kami berharap dapat membawa sedikit kegembiraan bagi rakyat Suriah dengan hasil kami di sini," tambahnya.
Baca Juga: Pelatih Irak Akui Sudah Kantongi Informasi Lengkap soal Timnas U-20 Indonesia
Pada Piala Asia U-20 2023, skuad berjuluk Eagles of Qasioun itu diperkuat oleh kombinasi pemain yang bermain di dalam dan luar negeri.
Suriah tercatat telah tampil sebanyak 10 kali di Piala Asia U-20 dengan prestasi terbaik menjadi juara pada 1994.
Bermodalkan pengalaman lima tahun melatih tim nasional muda Maroko, Wotte berusaha mengulang kejayaan 29 tahun silam.
Pelatih berusia 62 tahun itu percaya ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari kesuksesan Maroko di Piala Dunia 2022.
"Maroko memiliki strategi jangka panjang. Banyak anak laki-laki berbakat di organisasi pemuda berlatih bersama setiap hari."
"Mereka menciptakan perkembangan yang baik dengan akademi kerajaan."
"Saya senang melihat lima pemain muda saya di semifinal Piala Dunia tapi itu bukan kesuksesan yang datang dalam semalam."
"Anda perlu menghabiskan waktu lama. Klub dan fasilitas memainkan peran penting dan juga pemain pergi ke Eropa."
"Ini adalah contoh yang bagus untuk negara Afrika dan metivasi bagi negara seperti Suriah untuk mencoba mencapainya dalam jangka panjang," ucap Wotte.
Baca Juga: Head to Head Timnas U-20 Indonesia Vs Irak di Piala Asia U-20, Tim Merah-Putih Belum Pernah Menang
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | The-AFC.com |
Komentar