SUPERBALL.ID - Bomber AC Milan, Zlatan Ibrahimovic, baru saja memecahkan rekor pencetak gol tertua milik legenda Rossoneri, Alessandro Costacurta.
Rekor tersebut dipecahkan oleh Ibrahimovic kala AC Milan menyerah 1-3 dari Udinese di laga pekan ke-27 Liga Italia 2022-2023.
Tampil sebagai starter untuk pertama kalinya sejak Januari 2022, Ibrahimovic mencetak gol pada menit 45+4.
Bomber asal Swedia itu mencetak gol semata wayang AC Milan lewat tendangan penalti pada usia 41 tahun dan 166 hari.
Baca Juga: Inter Milan Vs AC Milan - 8 Pemain Ini Pernah Cetak Gol di Laga Derbi untuk Kedua Kesebelasan
Menariknya, Costacurta sebelumnya juga menjadi pencetak gol tertua lewat situasi dan melawan tim yang sama.
Costacurta menjadi pemegang rekor sebelumnya setelah mengonversi penalti saat Milan kalah dari Udinese pada Mei 2007.
Menanggapi rekor tersebut, Ibrahimovic bercanda bahwa Costacurta bisa mengambilnya karena ia tidak membutuhkannya.
“Dia bisa menyimpan rekor, saya tidak menginginkan rekor ini,” canda Ibra di Sky Sport Italia bersama Costacurta.
“Saya bangga berada dalam sejarah klub ini, karena ini adalah klub hebat dengan sejarah hebat."
"Pemain melakukan hal-hal luar biasa, dan memiliki nama saya di sana sangat berarti bagi saya," tambahnya.
Ibrahimovic akan berusia 42 tahun pada bulan Oktober dan belum diketahui berapa lama lagi ia akan bermain.
Terkait hal ini, Ibrahimovic menegaskan bahwa ia akan tetap bermain selama masih dalam kondisi yang baik.
“Jika saya dalam kondisi yang baik, saya ingin melanjutkan. Mereka yang pensiun dan merasa bugar cenderung memiliki penyesalan," ujarnya.
"Saya sangat menderita dalam 14 bulan itu, ini adalah kesempatan saya untuk menebusnya dan kembali ke olahraga."
"Saya senang di Milan, itu tergantung pada mereka dan apa yang mereka inginkan, tapi saya tidak punya masalah di sini," tambahnya.
Baca Juga: Jelang Lawan Timnas Indonesia, Keisuke Honda Sebut Jadwal Piala AFF 2022 Rugikan Kamboja
Lebih lanjut, Ibrahimovic juga turut mengomentari soal pasang surut AC Milan pada musim ini.
Menurutnya, salah satu hal yang membedakan AC Milan musim ini dan musim lalu adalah besarnya tekanan.
“Ada dua skenario di sini. Yang satu bermain saat Anda ingin menjadi Juara Italia, yang lain bermain sebagai Juara Italia."
"Saya pernah berada dalam situasi ini sebelumnya."
"Saat Anda bermain sebagai juara, setiap pertandingan melawan Anda menjadi seperti final untuk lawan Anda, mereka menandainya di kalender mereka."
“Musim lalu benar-benar berbeda, kami sekarang memiliki tekanan di setiap pertandingan, yang normal ketika Anda menantang trofi."
"Anda harus siap dan siap, karena semua orang ingin mengalahkan sang juara."
"Lihatlah Udinese, cara mereka merayakan gol, seperti mereka mencetak gol di final turnamen."
“Tim ini tidak memiliki pengalaman bermain sebagai juara Italia, jadi itulah mengapa kami melihat pasang surut ini."
"Kami tidak selalu berada di atas. Itu bukan alasan, ini adalah penjelasan tentang perbedaan antara mereka yang menang dan mereka yang tidak menang,” ucapnya.
Baca Juga: Piala Dunia 2022 - Eks Pelatih AC Milan Ungkap Sisi Positif Aturan Baru Terkait Pergantian Pemain
Lihat postingan ini di Instagram
| Editor | : | Ragil Darmawan |
| Sumber | : | Sky Sport Italia |
Komentar