Baru-baru ini, AFC telah mengumumkan sanksi untuk kedua tim.
Rata-rata, pemain dan staf pelatih tim Thailand dan Indonesia dilarang berpartisipasi dalam kegiatan sepak bola selama enam pertandingan.
Selain itu, kedua tim juga dikenakan denda rata-rata 1000 dolar AS (Rp 14,9 juta), sedangkan FA Thailand mendapat denda senilai 10 ribu dolar AS (Rp 149,9 juta).
Hukuman di atas tidak mengherankan, karena final sepak bola putra SEA Games Ke-32 telah meninggalkan citra dan resonansi yang sangat negatif.
Bahkan Presiden Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Gianni Infantino secara pribadi ikut angkat bicara, meminta hukuman tegas.
"Gambar-gambar buruk itu berdampak negatif terhadap dunia sepak bola," ujar Gianni Infantino sebagaimana dikutip SuperBall.id dari Danviet.vn.
"Saya harap AFC, AFF dan anggota federasi sepak bola akan meninjau dan menawarkan arahan untuk perbaikan di masa depan, menghindari terulangnya insiden serupa."
Menanggapi soal tawuran antara Indonesia dan Thailand, media Vietnam (Danviet.vn) menyebut bahwa hal-hal seperti itu merupakan penyakit dalam sepak bola.
Danviet.vn berharap sepak bola ASEAN bisa segera menjauhkan hal-hal atau penyakit seperti itu untuk melangkah lebih jauh.
"Dapat dikatakan bahwa perilaku kekerasan atau negatif telah lama menjadi penyakit sepak bola Asia Tenggara," tulis dalam artikel Danviet.vn.
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | danviet.vn |
Komentar