SUPERBALL.ID - Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) secara resmi telah mengeluarkan keputusan untuk memberikan sanksi kepada Timnas U-22 Indonesia dan Thailand menyusul aksi tawuran di final SEA Games 2023.
Final SEA Games Ke-32 antara Indonesia dan Thailand adalah pertandingan paling keras dan memalukan dalam sejarah turnamen tersebut.
Kericuhan di laga final SEA Games 2023 bermula ketika Thailand mencetak gol penyama kedudukan 2-2 di masa injury time.
Kala itu, sejumlah pemain Thailand melakukan selebrasi gol di depan bangku cadangan Indonesia.
Keributan kemudian memuncak usai Indonesia mencetak gol pada awal babak tambahan waktu yang membuat skor menjadi 3-2.
Sesaat setelah gol tercipta, ofisial serta pemain dari kedua kesebelasan terlibat perkelahian.
Akibatnya, beberapa pemain dan ofisial yang terlibat keributan mendapat kartu merah dari wasit.
Tercatat ada 7 kartu merah yang dikeluarkan oleh wasit dalam pertandingan tersebut akibat terjadi tawuran.
Baca Juga: Disanksi AFC, Thailand Bikin Skenario 4 Pemainnya Bisa Tampil di Kualifikasi Piala Asia U-23 2024
Bisa dibilang kedua tim itu telah membuat citra sepak bola Asia Tenggara menjadi buruk di hadapan media di benua dan dunia.
Baru-baru ini, AFC telah mengumumkan sanksi untuk kedua tim.
Rata-rata, pemain dan staf pelatih tim Thailand dan Indonesia dilarang berpartisipasi dalam kegiatan sepak bola selama enam pertandingan.
Selain itu, kedua tim juga dikenakan denda rata-rata 1000 dolar AS (Rp 14,9 juta), sedangkan FA Thailand mendapat denda senilai 10 ribu dolar AS (Rp 149,9 juta).
Hukuman di atas tidak mengherankan, karena final sepak bola putra SEA Games Ke-32 telah meninggalkan citra dan resonansi yang sangat negatif.
Bahkan Presiden Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Gianni Infantino secara pribadi ikut angkat bicara, meminta hukuman tegas.
"Gambar-gambar buruk itu berdampak negatif terhadap dunia sepak bola," ujar Gianni Infantino sebagaimana dikutip SuperBall.id dari Danviet.vn.
"Saya harap AFC, AFF dan anggota federasi sepak bola akan meninjau dan menawarkan arahan untuk perbaikan di masa depan, menghindari terulangnya insiden serupa."
Menanggapi soal tawuran antara Indonesia dan Thailand, media Vietnam (Danviet.vn) menyebut bahwa hal-hal seperti itu merupakan penyakit dalam sepak bola.
Danviet.vn berharap sepak bola ASEAN bisa segera menjauhkan hal-hal atau penyakit seperti itu untuk melangkah lebih jauh.
"Dapat dikatakan bahwa perilaku kekerasan atau negatif telah lama menjadi penyakit sepak bola Asia Tenggara," tulis dalam artikel Danviet.vn.
"Di masa lalu, banyak pertandingan yang diharapkan berlangsung seru tetapi justru meninggalkan citra yang buruk."
"Sebut saja kasus suporter Indonesia yang menyerang mobil yang ditumpangi pemain Thailand di Piala AFF 2022."
"Bahkan dalam satu pertandingan persahabatan tahun 2019, Thailand juga memiliki banyak permainan yang kasar, menghancurkan pemain Vietnam."
"Penyakit tersebut telah merambah terlalu dalam ke sepak bola Asia Tenggara, bukan sembarang negara."
"Oleh karena itu, sepak bola Asia Tenggara perlu menyembuhkan penyakit ini jika ingin melangkah lebih jauh."
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | danviet.vn |
Komentar