Buku tersebut juga mengungkapkan bahwa Ronaldo diejek karena aksen Madeirannya oleh anak laki-laki lain.
Ronaldo menangis setiap hari karena merindukan keluarga dan teman-temannya.
Di usianya yang masih belia, Ronaldo juga kerap gagal mengendalikan emosinya dan akibatnya sering terlibat pertengkaran.
Akhirnya, Ronaldo diizinkan berhenti sekolah dan fokus pada sepak bola.
Dia kemudian dihargai dengan dipanggil ke tim utama Sporting dan sisanya, seperti yang mereka katakan, adalah sejarah.
Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik
channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | Sportbible.com |
Komentar