SUPERBALL.ID - Jalan Cristiano Ronaldo untuk menjadi legenda sepak bola dimulai dengan kepindahan pertamanya ke Manchester United pada tahun 2003.
Namun, hal itu mungkin tidak akan terjadi setelah sang pemain hampir berhenti bermain sepak bola di tahun-tahun awalnya.
Pemain berusia 38 tahun itu pindah dari Sporting Lisbon ke Old Trafford pada musim panas 2003 saat berusia 18 tahun.
Ia menggantikan pemain bintang David Beckham yang pindah ke Real Madrid.
Selama enam tahun berikutnya, Ronaldo berkembang menjadi pemain terbaik di dunia dan memenangkan setiap trofi di Old Trafford.
Selain memenangi trofi Liga Inggris dan Liga Champions, Ronaldo juga berhasil meraih penghargaan Ballon d'Or pertamanya di Man United.
Selanjutnya datang biaya transfer rekor dunia sebesar 80 juta pound dibayarkan oleh Real Madrid pada tahun 2009 untuk pemain internasional Portugal tersebut.
Di Real Madrid, Ronaldo terus membangun status legendarisnya sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah menghiasi lapangan sepak bola.
Bersama klub raksasa Liga Spanyol, Ronaldo mampu menambah empat penghargaan Ballon d'Or lainnya.
Baca Juga: Fans Dibuat Terkejut dengan Ruang Ganti Al Nassr, Cristiano Ronaldo Duduk Pakai Kursi Kondangan
Ronaldo kemudian pindah ke Juventus pada tahun 2019, sebelum kembali secara emosional ke Old Trafford dengan periode kedua di Man United pada musim panas 2021.
Namun, waktunya di tim pasukan Erik ten Hag berakhir suram tahun lalu setelah wawancara eksplosif dengan Piers Morgan.
Dalam wawancara itu, Ronaldo mengkritik banyak aspek soal Man United, yang menyebabkan dirinya pergi dan selanjutnya hijrah ke Arab Saudi untuk bergabung dengan Al Nassr.
Namun, segala sesuatunya bisa saja berbeda jika sejarah mengambil arah yang berbeda.
Sebagaimana dikutip SuperBall.id dari Sportbible, Ronaldo pernah mempertimbangkan untuk berhenti bermain sepak bola ketika ia masih menjadi pemain muda di akademi Sporting Lisbon.
Ronaldo merupakan pemain yang berasal dari Madeira, sebuah pulau Portugis di Samudra Atlantik.
Hal itu membuat Ronaldo berbicara dengan aksen Madeiran yang sangat kental.
Dan itulah yang menyebabkan masalah intimidasi ketika Ronaldo pindah ke daratan jauh dari rumah untuk bermain bersama Sporting di akademi mereka.
Perjuangan yang dihadapi selama berada di Lisbon terungkap dalam buku berjudul Messi vs Ronaldo: One Rivalry, Two GOATs, and the Era That Remade the World’s Game.
Menurut laporan The Sun, buku tersebut menyatakan bahwa Ronaldo sedang mempertimbangkan dan berencana untuk berhenti menjadi pemain akademi bersama Sporting .
Buku tersebut juga mengungkapkan bahwa Ronaldo diejek karena aksen Madeirannya oleh anak laki-laki lain.
Ronaldo menangis setiap hari karena merindukan keluarga dan teman-temannya.
Di usianya yang masih belia, Ronaldo juga kerap gagal mengendalikan emosinya dan akibatnya sering terlibat pertengkaran.
Akhirnya, Ronaldo diizinkan berhenti sekolah dan fokus pada sepak bola.
Dia kemudian dihargai dengan dipanggil ke tim utama Sporting dan sisanya, seperti yang mereka katakan, adalah sejarah.
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | Sportbible.com |
Komentar