"Setiap tahunnya, kompetisi sepak bola di negara-negara tersebut terus berkembang."
"Sepak bola Asia Tenggara bergerak seperti grafik sinusoidal. Tim kurang berkembang secara konsisten."
"Misalnya, Thailand dulunya sangat kuat, namun kini menunjukkan tanda-tanda melambat. Hal serupa juga terjadi di Vietnam dan Indonesia."
"Namun menurut saya, hal terpenting untuk membantu Korea atau Jepang berkembang secara berkelanjutan terletak pada kejuaraan nasional itu sendiri."
"Sistem turnamen di negara-negara ini selalu meningkatkan standarnya seiring berjalannya waktu."
"Selain itu, semakin banyak pemain Korea dan Jepang yang pergi ke luar negeri, sehingga memberikan keuntungan bagi tim nasional," ucap Fandi.
Mantan pelatih Pelita Jaya itu juga mendesak pemain-pemain Asia Tenggara untuk berkarier di luar negeri.
"Saya mendorong pemain-pemain Asia Tenggara untuk lebih banyak ke luar negeri karena dengan begitu mereka bisa meningkatkan kedisiplinan dan profesionalitasnya."
"Di Asia Tenggara, menurut saya banyak pemain yang mendapatkan kontrak menarik."
"Mereka memimpin turnamen dalam negeri, lalu menjadi terlena dan puas dengan dirinya sendiri. Mereka juga tidak lagi menginginkannya," lanjut Fandi.
Editor | : | Dwi Aryo Prihadi |
Sumber | : | Znews.vn |
Komentar