"Faktanya, Moriyasu akan membuka kampanyenya dengan menghadapi seorang pelatih yang menjadi idolanya."
"Pelatih kepala Vietnam, Philippe Troussier, pernah membawa Jepang meraih kejayaan di Lebanon pada tahun 2000."
"Ia juga memimpin Qatar pada edisi 2004 di China PR," lanjut mereka.
Pada bentrokan nanti, baik Moriyasu maupun Troussier memiliki target tinggi.
Dari kubu Samurai Biru, mereka bertekad untuk membawa trofi bergengsi itu ke tanah mereka.
Hal itu dikarenakan Jepang telah gagal menjadi juara pada dua edisi terakhir.
Tim Negeri Matahari Terbit terakhir kali menjadi jawara pada tahun 2011 lalu.
Kemudian, gelar juara itu dicuri oleh Australia pada edisi 2015 dan Qatar pada tahun 2019 silam.
Oleh sebab itu, kemenangan atas Vietnam nantinya akan membukakan jalan menuju target tersebut.
Di lain sisi, Troussier juga berhasrat ingin membuktikan kapasitasnya kepada publik Negeri Naga Biru.
Pada edisi 2019 lalu, Park Hang-seo berhasil membawa The Golden Star Warriors melenggang ke babak perempat final Piala Asia.
Kini, tugasnya adalah melebihi atau menyamai prestasi pelatih asal Korea Selatan tersebut.
"Troussier mengambil alih Vietnam pada bulan Maret."
"Menggantikan pelatih terlama di negara tersebut, Park Hang-seo, yang telah membawa mereka ke perempat final di UEA 2019," jelas laporan tersebut.
Editor | : | M Hadi Fathoni |
Sumber | : | The-AFC.com |
Komentar