Sebagian besar wilayah Gaza hancur menjadi puing-puing, termasuk stadion setelah serangan udara dan darat.
Sementara lapangan sepak bola diubah menjadi kuburan darurat karena banyak kuburan yang penuh atau tidak dapat diakses.
“Semua orang terpaku pada berita, sebelum dan sesudah latihan, baik di bus atau di hotel,” kata Dabboub.
“Para pemain selalu khawatir tentang keselamatan keluarga mereka,” lanjut pelatih asal Tunisia itu.
Dabboub menambahkan timnya saat ini dihadapkan pada berbagai masalah termasuk kondisi fisik dan psikologis pemain.
“Kami mempunyai masalah fisik, teknis dan taktis karena penangguhan turnamen, serta masalah psikologis."
"Banyak pemain yang mengalami kesulitan, terutama pemain seperti Mahmoud Wadi dan Mohammed Saleh."
Baca Juga: Pelatih Jepang Tak Sabar Jumpa Vietnam di Piala Asia 2023 Usai Cukur Thailand 5-0
"Keluarga mereka terjebak di Gaza ketika rumah mereka telah hancur dibom."
"Mereka menderita," kata Dabboub, dikutip SuperBall.id dari TRT World.
Editor | : | Dwi Aryo Prihadi |
Sumber | : | trtworld.com |
Komentar