SUPERBALL.ID - Pelatih Timnas Vietnam, Philippe Troussier, merasa tidak senang saat dirinya dibandingkan dengan ahli strategi Timnas Thailand, Masatada Ishii.
Hal itu diungkapkan oleh Troussier usai Vietnam tampil buruk dalam ajang Piala Asia 2023.
Di turnamen tersebut, Vietnam selalu menelan kekalahan dalam dua pertandingan awal yang dimainkan.
Usai takluk 2-4 dari Jepang, Vietnam tumbang menghadapi Timnas Indonesia dengan skor tipis 0-1.
Dua kekalahan tersebut membuat Vietnam dipastikan tersingkir dari ajang Piala Asia 2023.
Bahkan Skuad Golden Star Warriors juga akan tetap menjadi tim juru kunci Grup D meski masih menyisakan satu pertandingan lagi.
Di laga terakhir fase grup, Vietnam akan berhadapan dengan Irak pada Rabu (24/1/2024) malam WIB.
Meski nantinya mampu memenangi laga tersebut, Vietnam tetap menghuni dasar klasemen karena mereka kalah head to head dari Indonesia maupun Jepang.
Sementara itu, tim wakil ASEAN lainnya yakni Thailand menjalani kiprahnya di Piala Asia 2023 dengan cukup baik.
Dari dua pertandingan yang dimainkan, Thailand berhasil meraih satu kemenangan (vs Kirgistan) dan satu hasil imbang (vs Oman).
Di laga terakhir, Thailand akan menghadapi ujian berat dengan melawan Arab Saudi pada Kamis (25/1/2024).
Melihat perbedaan performa Vietnam dan Thailand di Piala Asia 2023, banyak pendukung yang membandingkan kualitas Philippe Troussier dengan Masatada Ishii.
Masatada Ishii dinilai lebih baik ketimbang Troussier meski belum genap dua bulan menangani Timnas Thailand.
Menanggapi soal perbandingan tersebut, Troussier seakan merasa tidak senang dan menyebut itu sebagai hal yang tidak masuk akal.
"Pertama, menurut saya tim Vietnam saat ini memiliki banyak pemain yang cedera sebelum Piala Asia 2023 dimulai," ujar Troussier sebagaimana dikutip SuperBall.id dari Thanhnien.vn.
"Sebenarnya di masa-masa awal saya, tim Vietnam menang melawan Pakistan, Suriah, dan Palestina."
"Saat itu banyak juga yang bilang saya pelatih terbaik di Vietnam karena belum pernah ada yang membawa tim meraih 3 kemenangan beruntun seperti itu."
"Oleh karena itu, menurut saya perbandingan tersebut tidak masuk akal."
"Saya melihat tim saya berkembang di lapangan dan saya senang para pemain mulai terbiasa dengan filosofi sepak bola yang baru."
"Menurut saya pribadi, jika ingin berkembang untuk bersaing memperebutkan posisi 10 besar Asia, sepak bola Vietnam harus banyak berubah, tidak hanya dari posisi saya."
"Peran pelatih kepala dalam perjalanan ini menurut saya hanya sekitar 10-20 persen."
"Penting untuk mengembangkan faktor-faktor lain seperti peningkatan kualitas kejuaraan nasional, menarik sponsor dan bahkan mempertimbangkan pemain luar negeri Vietnam juga memainkan peran besar."
"Saya juga berharap jika pemain Vietnam mendapat kesempatan, mereka akan bermain di Eropa, Jepang, Korea, atau Thailand."
"Itu adalah bagian dari proses bersama, dan saya yakin suatu hari nanti Vietnam akan ikut serta dalam Piala Dunia," jelasnya.
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | thanhnien.vn |
Komentar