Meskipun terdapat kemajuan menuju kesetaraan gender, pengalaman Presicce di lapangan mengungkapkan kenyataan yang berbeda.
Dia sering menghadapi komentar yang menghina dari penggemar, memintanya untuk 'pulang dan memasak' daripada memimpin pertandingan.
Namun, tanggapan Presicce terhadap hinaan tersebut sangat kuat dan menginspirasi.
Dengan memilih untuk menutup telinganya tetapi tidak menutup hatinya, dia menunjukkan kekuatan dan semangat yang diperlukan untuk melawan prasangka dan mendorong lebih banyak perempuan untuk mengejar impian mereka dalam menghadapi kesulitan.
"Penghinaan sering kali ditujukan kepada saya," ujar Presicce sebagaimana dikutip SuperBall.id dari Dailystar.
"Mereka menyuruh saya pulang dan memasak, tapi saya tetap maju melawan prasangka seperti itu."
"Saya sudah menjadi wasit selama lima tahun."
"Di lapangan, saya mendengar semuanya dan banyak lagi, tapi saya tidak akan pernah menyerah."
"Itulah cara menantang penghinaan dan prasangka."
"Orang-orang sering bertanya kepada saya bagaimana saya bisa menoleransi hinaan dan banyak lagi."
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | Dailystar.co.uk, bnnbreaking.com |
Komentar