"Dan saya katakan kepada mereka bahwa jika Anda memiliki hasrat terhadap olahraga ini, tutuplah telinga Anda, tetapi jangan hati Anda."
"Jika tidak (melakukan itu), Anda akan memikirkannya dan merasa tidak enak dengan kekejaman yang ada."
"Saya hanya memiliki kemarahan terhadap orang-orang ini, tapi sayangnya kita hidup di dunia label dan tanpa banyak rasa kemanusiaan."
Keterlibatan Presicce dalam acara-acara penting seperti Milano Fashion Week memberinya platform yang diperluas untuk meningkatkan kesadaran tentang isu-isu kritis, termasuk kekerasan terhadap perempuan.
Posisi uniknya sebagai model fesyen dan wasit sepak bola memungkinkannya menjangkau khalayak yang lebih luas, menantang label sosial, dan mempromosikan pesan ketahanan dan kesetaraan.
Kisahnya merupakan bukti kekuatan ketekunan dan dampak penggunaan suara seseorang untuk menginspirasi perubahan baik di arena tradisional maupun modern.
Ketika Presicce terus menentang ekspektasi dan mendobrak hambatan, perjalanannya menjadi pengingat yang menyedihkan akan tantangan yang dihadapi perempuan di bidang yang didominasi laki-laki.
Namun, hal ini juga menyoroti potensi transformatif dari semangat, tekad, dan kemauan untuk melawan diskriminasi dan kesenjangan.
Di dunia yang masih bergulat dengan label dan kurangnya rasa kemanusiaan, tokoh-tokoh seperti Presicce bersinar sebagai mercusuar harapan, membimbing jalan menuju masyarakat yang lebih inklusif dan adil.
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | Dailystar.co.uk, bnnbreaking.com |
Komentar